Sunaryo juga dengar kabar dari tetangga bahwa, Suprio kalau ditanya keberadaan Fitri selalu tampak sedih. ”Suprio bergaya sedih, sambil cerita bahwa Fitri kabur dengan pria selingkuhan,” ujarnya.
Cerita warga yang begitu gencar di desa sekecil itu otomatis memberikan tekanan moral terhadap polisi. Sementara itu, polisi belum bisa membuktikan identitas mayat. Berdasar KUHAP, penyidik Polri baru bisa menetapkan tersangka jika ada (minimal) dua alat bukti yang kuat.
BACA JUGA: Pembunuhan Mahasiswa UI dan Pohon Uang (1): Semua Berawal dari Gambling Kripto
BACA JUGA: Pembunuhan Mahasiswa UI dan Pohon Uang (2): Kronologi Altaf Habisi Naufal
Di perkara pembunuhan, antara lain, harus ada identitas korban. Juga, bukti bahwa pelaku (dalam kronologi) membunuh korban. Serta, senjata yang dijadikan alat bunuh.
Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo PS kepada wartawan Rabu, 22 November 2023, mengatakan bahwa identitas kerangka manusia berjenis kelamin wanita masih diselidiki identitasnya.
Danang: ”Identitas korban masih diperkirakan. Nanti kami kroscek kembali dengan hasil forensik dari labfor.”
BACA JUGA: Pembunuhan Mahasiswa UI dan Pohon Uang (4-Habis): Generasi Z Perlu Memahami Literasi Keuangan
Belum ada penjelasan terperinci tentang kasus ini. Sebab, polisi masih bekerja keras mengungkap. Sebab, diyakini, ini perkara pembunuhan. Tidak gampang bagi polisi mengungkap dengan menyertakan alat bukti langsung.
Dikutip dari The Conversation terbitan 15 Agustus 2019 karya Prof Jodie Ward, dokter ahli forensik Australia, berjudul How do we identify human remains? disebutkan: Ada tiga cara untuk mengetahui identitas mayat yang sudah terkubur lebih dari setahun.
Pertama, sidik jari kalau masih ada sisanya. Kedua, cetakan gigi. Di negara-negara maju, mayoritas warga punya cetakan gigi sebagai salah satu identitas. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak ada. Kecuali, orang itu pernah ganti gigi atau implan gigi.
BACA JUGA: Jadilah Detektif di Pembunuhan Desy
Ketiga, uji deoxyribonucleic acid (DNA). Kini hampir semua negara, termasuk Indonesia, sudah punya alat uji DNA.
Prof Ward adalah guru besar patologi forensik di Centre for Forensic Science, University of Technology Sydney, Australia.
Ward: ”Terbaru, logam pada mayat. Itu kalau yang bersangkutan pernah pasang logam (pen) pada tulang yang patah. Pada logam itu tertera nomor seri dan nama rumah sakit yang memasang.”