Israel mengatakan serangan itu menewaskan seorang pemimpin Hamas.
"Ada potensi penggunaan yang sah untuk hal-hal ini, untuk menghancurkan bunker bawah tanah," kata Finucane, mantan penasihat pengacara di Departemen Luar Negeri.
"Masalahnya adalah ada kamp pengungsi besar dengan ratusan ribu warga sipil di atas terowongan itu ketika Anda menjatuhkan bom. Anda perlu memperhitungkan kerugian bagi warga sipil," imbuhnya.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Berakhir, Hamas Kembali Luncurkan Roket ke Israel, Sebut Netanyahu Tak Akan Menang
Patut diketahui bahwa Amerika Serikat lebih sedikit memberikan informasi persenjataan yang dikirimkan ke Israel.
Hal tersebut sebaliknya terjadi di Ukraina, yaitu ketika Amerika Serikat lebih rutin memberikan informasi persenjataan untuk membantu Ukraina terhadap invasi Rusia.
Perbedaan keterbukaan informasi tersebut disebabkan karena persenjataan di Israel datang melalui mekanisme yang berbeda.
Jika ditotal secara keseluruhan, Israel menjadi salah satu penerima terbesar bantuan militer Amerika Serikat, yaitu $ 3,8 miliar atau sekitar Rp 58,7 triliun setiap tahun.(*)