HARIAN DISWAY - Isu tentang dampak vaksin AstraZeneca masih menjadi perbincangan hangat hingga saat ini.
Pembahasan tentang kasus-kasus yang terjadi di luar negeri memunculkan adanya kekhawatiran di Indonesia, terlebih saat ini, cukup banyak masyarakat Indonesia yang menerima vaksin AstraZeneca ini semasa Pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Komnas PP KIPI sudah menjelaskan bahwa dampak negatif dari vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak ditemukan di Indonesia.
Hal itu dikarenakan pemakaian vaksin AstraZeneca ini sudah dari awal kasus Covid-19 dan hingga saat ini tidak ada kasus pasien dengan efek samping vaksin tersebut.
BACA JUGA:Efek Samping Vaksin Covid AstraZeneca Jadi Perbincangan, Kemenkes Beri Tanggapan
Dampak yang diperbincangkan dari vaksin AstraZeneca ini adalah adanya penyakit pembekuan darah atau Thrombosis With Thrombocytopenia (TTS). Penyakit itu dikenal langka dan kasusnya muncul di Inggris sehingga isu ini beredar dan sampai di Indonesia.
Epidemiolog dari Griffith Univerity Australia Dicky Budiman menyampaikan bahwa sebenarnya dampak dari vaksin covid-19 AstraZeneca ini sangat jarang. Bahkan, di Eropa sendiri sebenarnya kasusnya memang sangat jarang.
“Dampaknya ini sebetulnya sangat jarang. Dalam data statistik sejauh ini dikatakan pada suntikan pertama itu kasusnya 8 dari 1 juta secara rata,” ungkapnya.
BACA JUGA:Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan: Itu Hoaks
Kemudian beliau menjelaskan bahwa yang paling beresiko mengalami TTS adalah wanita di bawah 60 tahun. Selain itu, dampak yang bisa dirasakan tidak hanya TTS tetapi juga penyakit autoimun.
Jikalau adanya efek samping yang dirasakan setelah diberikan vaksin ini, efek yang dirasakan biasanya adalah efek umum setelah pemberian vaksin sama seperti vaksin-vaksin lainnya.
“Faktor risiko lainnya masih diteliti. Kalau bicara dampak vaksin ya paling meriang nyeri setempat. Kalaupun misalnya itu terjadi di dua minggu pertama ya itu tidak perlu dikhawatirkan,” jelas Dicky.
BACA JUGA:Polres Ponorogo Gelar Vaksinasi Hepatitis B dan Deteksi Dini Narkoba
Namun, jika kasusnya menjadi nyeri kepala yang menetap, nyeri perut yang menetap, atau bahkan hingga terjadi pembengkakan di kaki dalam dua minggu pasca pemberian suntikan, hal tersebut dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter.