BACA JUGA:Khasanah Ramadan (1): Puasa sebagai Rahasia
BACA JUGA:Khasanah Ramadan (25): Puasa itu “THR”
Yang perlu diperhatikan adalah niat yang dibaca pada hari Tasu’a tanggal 9 dan tanggal 10 hari Asyura, hal ini dikarenakan niatnya yang berbeda dengan tanggal lainnya. Adapun niat puasa yang dibaca pada tanggal 9 Muharram adalah sebagai berikut:
"Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ," yang memiliki arti, "Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ."
Sedangkan niat puasa yang dibaca pada tanggal 10 Muharram adalah:
"Nawaitu shauma syûrâ-a lilâhi ta’âlâ," yang memiliki arti, "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ."
BACA JUGA:Mengajari Anak Untuk Berpuasa Tanpa Paksaan
BACA JUGA:Simak! Ini dia Trik Jitu Agar Tidak Mudah Haus Saat Puasa
Setelah membaca niat, umat muslim bisa mulai berpuasa dari terbit fajar hingga waktu maghrib. Jadi, umat muslim bisa melakukan kegiatan makan dan minum setelah adzan maghrib.
Keistimewaan dari puasa 10 Muharram adalah dapat menghapuskan dosa selama 1 tahun.
Selain itu, ada beberapa hadis yang menyebutkan bahwa puasa Muharram dapat menebus dosa selama 50 tahun dan dicatat sebagai ibadah 700 tahun.
BACA JUGA:Maknyus, Ini 5 Sajian Berbuka Puasa dari Seluruh Dunia
BACA JUGA:7 Hal Ini Makruh Dilakukan Saat Berpuasa
Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan awal bulan Muharram, maka Allah akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun. Dan puasa satu hari di bulan Muharram sama dengan puasa tiga puluh hari."
Adapun berdasarkan Imam Ghazali pada Kitab Ihya' Ulumiddin berpendapat, "Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan mulia (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram) di hari Kamis, Jumat dan Sabtu, maka Allah akan mencatat baginya ibadah 700 tahun."
Dikisahkan, para nabi terdahulu juga melakukan puasa Muharram. Nabi Musa berpuasa pada 10 Muharram untuk ungkapan syukur kepada Allah karena bebas dari kejaran Fir’aun.