Swiftonomics, Kutub Baru Pertumbuhan Ekonomi

Sabtu 20-07-2024,00:29 WIB
Oleh: Sukarijanto

ADA kelakar yang sudah mendunia: jika ingin mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara instan dalam skala kecil dengan hasil yang mengglobal, datangkan superstar Taylor Swift. Musikus wanita Negeri Paman Sam idola kaum milenial itu kini menjadi incaran banyak negara untuk mendapatkan perhatiannya. 

Konsernya di berbagai belahan dunia selalu mengakibatkan ”gempa kecil”. Kemunculan fantastis penyanyi sekaligus pencipta lagu itu telah menciptakan ”sekte ekonomi baru”. Yakni, Swiftonomics. 

Tak heran jika Taylor Swift dinobatkan sebagai Person of the Year 2023 oleh majalah Time. Melansir Al Jazeera, kemunculan Taylor Swift sangat luar biasa dan merupakan kisah yang sangat disukai pengagum remaja. 

BACA JUGA: Sandiaga Adopsi Swiftonomics untuk Tingkatkan Kunjungan Wisman

BACA JUGA: Surprise Surprise! Taylor Swift Hadirkan Travis Kelce di Konser The Eras Tour London, Seseru Apa?

Penggemar dari segala usia pun tak malu-malu menahbiskan diri mereka sebagai Swifties. Lantas, faktor apa yang mendorong Swiftonomics menjadi fenomenal?

Sebetulnya, istilah ”Swiftonomics” diperkenalkan para akademikus Universitas Northeastern, Amerika Serikat, untuk merujuk pada fenomena multiplier effect di sektor ekonomi dari penampilan penyanyi dan pencipta lagu Taylor Swift. 

Bukan sekadar aspek popularitasnya, kehadiran Taylor Swift di mana pun berada selalu menggerakkan semua sektor ekonomi dan pariwisata. Juga, sektor industri pendukungnya. 

BACA JUGA: Konser Taylor Swift di Skotlandia Picu Gempa Bumi, Ternyata Ini Alasannya

BACA JUGA: Taylor Swift Tidak Lagi Terlibat di Film Deadpool & Wolverine

Sebuah lembaga riset bisnis QuestionPro dari Amerika Serikat (AS) telah melakukan penelitian terkait penampilan artis wanita pujaan dunia tersebut dengan efek domino yang diciptakan ketika tampil di sebuah kota. 

Berdasar hasil riset tersebut, orang yang pergi ke konser Taylor Swift diperkirakan mengeluarkan sekitar USD 1.300 per event untuk biaya hotel, akomodasi transportasi, dan pakaian. 

Hasilnya, dalam satu kali rangkaian perjalanan tur musik di 2009/2010 dengan total 89 konser, tercatat 1.138.977 penonton hadir. Pun, telah dilaporkan bahwa estimasi keuntungan total bruto dari konser itu mencapai 65 juta dolar AS. 

BACA JUGA: Respons Charlie Puth tentang Album Baru Taylor Swift The Tortures Poets Department

BACA JUGA: Rekor Lagi! 10 Lagu Taylor Swift dari The Tortured Poets Department Dominasi 10 Besar Billboard Hot 100

Kategori :