HARIAN DISWAY- Indonesia memasuki puncak musim kamarau pada Juli-Agustus ini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memepringatkan akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan pentingnya kewaspadaan ini dalam disaster briefing yang disiarkan di youtube BNPB Indonesia pada 22 Juli 2024.
BACA JUGA:Atasi Karhutla Kepala BMKG Dorong Penggunaan OMC di Indonesia
Abdul Muhari menyatakan bahwa periode kebakaran hutan dan kekeringan di Indonesia sudah dimulai dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak.
“Periode kebakaran hutan dan kekeringan di Indonesia sudah dimulai. Ini menjadi hal yang perlu kita catat bersama meskipun ada pengaruh La Nina,” ujarnya.
Menurutnya, pengaruh La Nina yang biasanya membawa curah hujan tinggi tidak sepenuhnya menghilangkan risiko kebakaran hutan.
BACA JUGA:Kepala BMKG Dorong Penggunaan Modifikasi Cuaca Untuk Atasi Karhutla di Indonesia
Laporan BNPB menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 15 hingga 22 Juli 2024, tercatat 20 kejadian bencana di Indonesia, dengan dominasi kebakaran hutan dan lahan.
Pria yang akrab disapa A'am tersebut menambahkan, “Ada 13 kali kejadian kebakaran hutan dan lahan, kita mencatat ada dua laporan kebakaran tempat pembuangan sampah dan yang paling parah itu di TPA kota Kupang,” terangnya
Wilayah-wilayah yang menjadi prioritas penanganan karhutla termasuk Sumatera, terutama Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, serta wilayah Kalimantan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Abdul Muhari mengimbau masyarakat di beberapa daerah ini untuk segera melakukan kewaspadaan.
“Kami mengimbau masyarakat di daerah-daerah ini untuk segera melakukan kesiapsiagaan. Pemerintah daerah harus memastikan ketersediaan perangkat, personil, dan anggaran untuk penanganan karhutla,” lanjutnya.