SETELAH LAMA tak menonton Jazz Gunung di Bromo, kemarin saya datang lagi. Selain sudah kangen ketemu teman-teman penggagasnya, juga karena ada penyanyi Vina Panduwinata dan grup band GIGI.
Untuk generasi saya, siapa yang tak kenal dengan Vina Panduwinata dan GIGI. Yang pertama seperti ”Adele”-nya Indonesia. Penyanyi dengan kekuatan vokal yang istimewa. Suaranya khas dan berwibawa. GIGI juga band yang bukan ecek-ecek. Armand Maulana dikenal sebagai vokalis berkelas. Mudanya langganan juara festival.
Jazz Gunung tahun ini sudah digelar 16 kali. Event musik tahunan itu digagas dan didirikan empat orang. Mereka adalah suami istri bankir Sigit Pramono bersama seniman kakak beradik: Butet Kertaredjasa dan Djaduk Ferianto.
BACA JUGA: Gigi Jazz Project Debut di Jazz Gunung Bromo 2024, Racikan Anyar yang Tetap Gigi Banget
BACA JUGA: Centil! Vina Panduwinata Tampilkan Lagu-Lagu Abadi di Jazz Gunung Bromo 2024
Dari empat penggagas itu, kini tinggal dua yang masih hidup. Sigit dan Butet. ”Enam belas tahun lalu, kali pertama Jazz Gunung digelar di pelataran hotel sana. Dengan gratis,” kata Sigit, bankir yang dekat dengan para musikus dan penggemar fotografi itu. Ia juga pemilik Hotel Jiwa Jawa Bromo.
Setelah itu, pertunjukan jazz digelar di amfiteater yang dibangun di samping hotel. Dengan panggung yang megah, terbuat dari arsitektur bambu karya Novi Kristinawati asal Yogyakarta. Yang bisa menampung ribuan penonton dengan duduk secara nyaman.
Ini memang festival musik jazz yang unik. Digelar di lapangan terbuka dengan latar belakang gunung alam dan suhu udara yang dingin. Dengan begitu, menonton festival ini perlu mengenakan pakaian tebal agar tak kedinginan. Apalagi, musim ”bediding” seperti sekarang ini.
BACA JUGA: Jazz Gunung Bromo 2024 Tampilkan Elfa’s Singer, Legenda Memang Beda!
BACA JUGA: Residensi Bromo Jazz Camp Sempurnakan Latihan Jelang Tampil di Jazz Gunung Bromo 2024
Tapi, ya setiap tahun penggemar jazz selalu berdatangan. Mereka ada yang menginap dan menonton selama dua hari pertunjukan. Ada juga yang tidak menginap. Setiap tahun Jazz Gunung selalu digelar dua hari berturut-turut. Di akhir pekan: Jumat dan Sabtu. Karena itu, penonton bisa sekaligus merancang wisata Gunung Bromo yang eksotis itu.
Saya pun tidak selalu menginap di kawasan wisata terkenal tersebut setiap kali nonton Jazz Gunung. Hanya beberapa kali ketika anak-anak masih kecil. Juga, saat Djaduk Ferianto masih hidup. Tahun ini menginap karena ada hotel baru yang perlu dicoba selain Jiwa Jawa. Hotel itu adalah Artotel Cabin Bromo.
Hotel itu terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BNBTS). Tak jauh dari pintu masuk kawasan taman nasional. Karena itu, untuk menuju hotel dengan lanskap pegunungan yang indah itu, pengunjung harus membayar retribusi secara online ke taman nasional.
BACA JUGA: Hari Kedua Jazz Gunung Bromo 2024, Tampilkan Vina Panduwinata hingga Gigi Jazz Project
BACA JUGA: Jazz Gunung Bromo 2024, Jaga Api Semangat Mendiang Djaduk Ferianto