BACA JUGA:Saluran WhatsApp Kadit Clash of Champons Diserbu! #KaditBacaCerita Jadi Ajang Berbagi Inspirasi
Karena skor imbang, pertandingan pun berlanjut ke babak Maze Death Match. Dalam babak Maze Death Match, peserta yang memencet bel lebih awal dapat memecahkan tantangan terlebih dahulu.
Sandy lebih dulu memencet bel, namun dua percobaannya gagal. Axel yang kemudian berhasil menyelesaikan tantangan dan keluar sebagai pemenang.
Kemenangan itu mengantarkan Axel ke babak berikutnya, sementara Sandy harus tereliminasi dan mengakhiri perjalanannya di Clash of Champions Ruangguru.
BACA JUGA:Maxwell Clash of Champions Ketahuan Makan di McD, Auto Panen Hujatan!
Axel sama sekali tidak menampakkan wajah bahagia bisa mengalahkan Sandy. Sebaliknya, matanya berkaca-kaca. Ia menahan tangis. Air matanya meleleh ketika ia dan Sandy kembali ke ruang observasi. Ia tak mau melepaskan tangan sang sahabat.
"Dari awal kita berjuang bareng di CoC ini. Kita mau daftar pun diskusi, janjian buat sama-sama ikut," kisah Axel. "Aku juga nggak expect aku sama Sandy ketemu satu sama lain secepet ini. Dan aku yang nge-eliminasi dia," tuturnya lirih.
Momen mengharukan selepas Axel mengalahkan Sandy di Babak Invisible Maze. Axel merasa sedih karena sahabatnya, Sandy harus tereliminasi dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya di Clash of Champions--Ruangguru Official
Sementara itu, Sandy mengucapkan terima kasih kepada Ruangguru dan Clash of Champions yang memberinya kesempatan berkompetisi di sana. "Enggak ada rasa penyesalan sama sekali. Axel, semoga sampai final," ucapnya memberi semangat.
BACA JUGA:Jago Coding Kayak Xaviera Clash of Champions? Bisa Banget!
BACA JUGA:Sedih! Hanif dan Oliv Mengundurkan Diri dari Clash of Champions, Ini Alasannya
Setelah big match yang mendebarkan itu, tensi persaingan lebih adem. Kaditya Rakan Pandyansa, mahasiswa Teknik Elektro ITB, dengan mudah mengeliminasi Gregorius Tendi, mahasiswa Biologi Universitas Indonesia (UI).
Greg tampak sangat positif dan berbesar hati setiap kali Kadit berhasil memecahkan maze duluan. Ia terus tersenyum meskipun Kadit mengalahkannya dengan skor telak 3-0.
"Aku ngehafalin visual maze-nya pakai tangan sih. Aku membentuk jalur dan membuat tanda dengan tangan," jelas Kadit. Memang, terlihat ia selalu menggerakkan kedua tangannya, seperti mengoperasikan panel tak kasat mata di atas pangkuannya.
BACA JUGA:Profil dan Fakta Unik Xaviera Putri Ardianingsih Listyo Clash of Champions
Tak disangka, pertandingan seru lagi terjadi antara Nabil Ibadurrahman Ervatra, mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Oxford, versus Jessica Margareth, mahasiswi Teknik Industri ITB.