BACA JUGA: 12 Perupa Komperta Sidoarjo Ramaikan Pameran Lukisan Rindu Berbisik
Dengan bahan-bahan berupa seng bekas, potongan kayu lapis, boneka, objek sehari-hari, dan stiker, karya itu mencerminkan pengamatannya terhadap lingkungan perkampungan di tengah keberadaan gedung-gedung tinggi di sekitar tempat tinggalnya.
Sebagai ruang pertemuan antara seni dengan publiknya, ARTJOG 2024 tidak hanya menawarkan rangkaian program-program pendukung yang dapat dinikmati oleh pengunjung, tetapi memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karya.
Misalnya, Koh Kai Ting dan Aw Boon Xin dari Singapura dan Malaysia. Keduanya mempresentasikan permainan kata palindrom, misalnya "kutu saya" dan "kutu Anda", serta hubungan kutu dengan kehidupan manusia.
BACA JUGA: Sambut Hari Kota Dunia, Pameran Lukisan Beyond Vision: Budaya Turut Membangun Kota
Karya Kutuku and Kutumu ini ditampilkan bersama instalasi seprai dan pakaian yang digantung, sekaligus token NFC yang dapat dipindai untuk memunculkan gambar kutu dalam augmented reality yang interaktif.
Koh Kai Ting dan Aw Boon Xin dari Singapura dan Malaysia. Keduanya mempresentasikan permainan kata palindrom, misalnya --ARTJOG 2024
Sementara itu, Trio Muharam (Bandung) mendorong pengunjung untuk menebak ilustrasi teknik grafis Muharam yang ditampilkan dengan susunan QR Code pada karya Noir: Under Construction History of Surealism and Consumerism Days.
Pengunjung dapat memindai kode tersebut untuk mendapatkan ilustrasi yang tersembunyi di baliknya yang dapat dicetak pada struk belanja dan dibawa pulang. Gambar-gambar itu memuat peristiwa sehari-hari tokoh rekayasa yang dibuat olehnya.
BACA JUGA: Jadi Pepeling, Nabila Dewi Gayatri Ingatkan dengan Pameran Lukisan Tunggal Owah Gingsir
Bertumpu pada fitur teknologi Electroencephalograph (EEG) sebagai protokol untuk membaca memori dan kinerja otak manusia, Brain Dead: A Circuit of Mind karya Nona Yoanishara (Yogyakarta) berusaha mempermainkan batas antara realitas dan dunia virtual.
Pengunjung diajak menyelami pemikiran manusia yang kompleks dan dinamis. Menariknya, pengunjung berkesempatan menggunakan instalasi helm yang dapat membaca kondisi otak pemakainya yang ditampilkan dalam bentuk grafik pada layar.
Di ujung lorong lantai tiga gedung pamer, Julian Abraham ‘Togar’ dari Jakarta. Ia ingin mengajak pengunjung untuk mengalami perhentian sementara dalam bentuk ruangan yang dilengkapi dengan instrumen musik.
BACA JUGA: Kontrasnya Dua Sisi Hence Virgorina yang Tertuang dalam Pameran Lukisan Dua Sisi
Karya berjudul Ruang Elok Sarat Tempo ini bermaksud untuk memberi pengalaman kepada pengunjung untuk merasakan dan memahami bunyi secara akrab melalui interaksi intim dengan alat-alat musik yang dapat dimainkan.
Jika masih belum sempat menikmatinya, silakan menonton ARTJOG 2024. Sampai besok hari terakhir, Minggu, 1 September 2024, dari pukul 10.00-21.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp 75 ribu (dewasa) dan Rp 50 ribu (anak-anak usia 6-16 tahun). (*)