Hasilnya menunjukkan bahwa anjing dengan mutasi tersebut memiliki sinkronisasi otak yang rendah saat berinteraksi dengan manusia. Anjing-anjing itu kesulitan memahami isyarat sosial, mirip dengan tantangan yang dihadapi manusia dengan autisme.
BACA JUGA:Mengenal Cynopobia, Fobia Terhadap Anjing Seperti di Drakor A Good Day to be A Dog
Studi: Tatapan Anak Anjing Ungkap Koneksi Lebih Dalam antara Anjing dan Manusia. Tatapan penuh kasih dari anak anjing tidak hanya membuat hati meleleh, tetapi juga memengaruhi aktivitas otak manusia dan anjing secara bersamaan. -freepik.diller-freepik.com
Menariknya, para peneliti berhasil memperbaiki sinkronisasi otak yang terganggu pada anjing dengan mutasi tersebut menggunakan satu dosis obat psikedelik LSD.
Meskipun belum diterapkan pada manusia, temuan itu membuka peluang baru untuk mempelajari pengobatan autisme melalui hubungan manusia dan anjing.
Penelitian tersebut masih dalam tahap awal. Namun, potensi aplikasi dari temuan itu sangat luas. Terutama dalam upaya untuk memahami dan mengobati gangguan sosial dan neurologis pada manusia.
BACA JUGA:Anjing Robot Makin Tren di Tiongkok
Hubungan mendalam antara manusia dan anjing ternyata tidak hanya terbatas pada kasih sayang, tetapi juga dapat memberikan harapan baru bagi bidang kesehatan mental dan neurologi. (Guruh Dimas Nugraha)