Pandangan Carolyn itu juga tidak beradab menurut budaya Indonesia. Tercela. Cenderung berpikir seperti hewan.
Beberapa bulan setelah dari kolam renang itu, Simon dan Carolyn membuka akun podcast yang topiknya poliamori. Di sana mereka membahas berbagai hal tentang itu. Kadang bersama bintang tamu.
Lama-lama Simon-Carolyn terjun ikut swinger atau threesome. Bersama orang-orang yang tidak mereka kenal. Setelah pesta seks, mereka bubar tanpa komitmen apa-apa. Di sana hal itu bukan pelanggaran hukum.
Di sana, makin banyak swinger yang menyuarakan pola pikir itu, bersikeras bahwa mereka bukanlah monolit yang menggoda dan sensasional.
Simon: ”Dalam pesta, tidak selalu terjadi hubungan seks. Sering kali orang-orang yang Anda temui hanya berteman baik dan Anda bisa bicara terbuka dengan mereka tentang seks. Pendekatan kami lebih pada menciptakan persahabatan yang saling menguntungkan.”
Berdasar artikel tahun 2014 yang dipublikasi Electronic Journal of Human Sexuality, diperkirakan sekitar 2 persen atau kurang, pasutri di AS melakukan itu. Selebihnya tahu tentang hal itu, tapi tidak melakukan.
Dari data tersebut tampak bahwa di sana pun hal itu diikuti sedikit orang secara persentase. Cuma mereka yang berpikiran liar yang jadi pelaku.
Di Indonesia, belum ada riset tentang itu. Sepertinya mayoritas masyarakat menganggap bahwa itu tidak beradab. Dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh beberapa orang. Sebagian dari pelaku ditangkap polisi, mungkin sebagian lainnya lolos tak terpantau. Hukuman buat penyelenggaranya juga tergolong ringan. (*)