Menanggapi pertanyaan tersebut, AHY hanya menjelaskan bahwa ia akan melaksanakan jabatan apa pun, termasuk posisi menteri yang diberikan. Karena itu merupakan hak prerogatif presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Ia menekankan bahwa dirinya siap mengemban tugas apa pun yang diberikan, tanpa memandang jabatan sebagai hal utama. "Pasti saya akan menjawab, saya serahkan bagi yang memberikan tugas karena itu hak prerogatif presiden," ucapnya.
BACA JUGA:Menteri ATR AHY Bakal Ikuti Ujian Terbuka Doktoral di Universitas Airlangga Surabaya Besok
AHY menyatakan bahwa prinsip utama yang selalu ia pegang adalah kesiapan. Menurutnya, di mana pun ia ditempatkan, ia akan selalu siap menjalankan tugas demi bangsa dan negara.
"Sebagai lulusan tentara, yang kami tahu adalah selalu siap. Prinsipnya, setiap orang memiliki peran, dan saya juga ingin memiliki peran. Di mana pun kami berada, kami selalu siap," ungkapnya.
AHY telah membuktikan komitmennya untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Melalui politik maupun jabatan yang ia emban di pemerintahan. Sebagai Menteri ATR/BPN, AHY telah menginisiasi berbagai program strategis.
Termasuk Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang bertujuan mempercepat proses sertifikasi tanah di seluruh Indonesia. Program itu dinilai vital untuk meningkatkan kepastian hukum dan memperkuat kepemilikan tanah masyarakat.
Disertasinya menegaskan visi AHY tentang pentingnya pemimpin yang mampu memotivasi dan menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
BACA JUGA:AHY Siap Gabung Kabinet Prabowo
Ia percaya bahwa kepemimpinan yang inovatif serta pengelolaan SDM yang baik akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Setelah AHY menyelesaikan ujian doktor dan dinyatakan lulus oleh Prof M. Nasih, Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Airlangga Khofifah Indar Parawansa langsung menyerahkan Kartu Tanda Alumni (KTA).
Khofifah memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian akademis AHY. Dia berharap AHY dapat melanjutkan pencapaiannya ke jenjang yang lebih tinggi.
“Selamat dan sukses, kami menunggu pencapaian lebih tinggi di Universitas Airlangga, yaitu mengambil gelar profesor. Tetaplah menjaga integritas bangsa," kata Khofifah.
Satu kalimat yang saat itu menjadi catatan penting Khofifah. Yakni, jika politisi jauh dari akademisi maka kebijakan akan hilang arah. Kalau akademisi jauh dari politisi maka cita-cita yang baik akan hanya jadi angan-angan.