Kecepatan surutnya air ini diklaim Eri karena proyek penanganan banjir di Surabaya berjalan dengan baik.
“Itu titik banjir yang masuk prioritas RPJMD periode pertama 2025. Pembangunan sudah berhasil, tetapi (saluran) belum terkoneksi semuanya, banjir 15 menit surut semua, berarti saluran sudah berhasil. Tahun 2025 akan dikoneksikan,” ujar Eri.
Adapun program penanganan banjir meliputi pembangunan Bozem Simo Hilir yang berada di atas di tanah IPT (Izin Pemakaian Tanah).
Bozem itu akan dibangun di sekitar pintu air Simo Hilir menggunakan konstruksi batu kumbung dengan dilengkapi pintu air elektrik.
Di Simo Hilir, kata Eri, ada satu bozem Pemkot Surabaya yang ditutupi bangunan.
Sehingga belum bisa bekerja secara maksimal. Saat tekanan air besar, pintu air otomatis tidak bisa menampung dan jebol.
BACA JUGA:Gathering Perusuh Disway 2024 (3-habis): Menggambar Wajah, Tumbuhkan Sikap Apresiatif
BACA JUGA:Pemerintah Uji Coba Kembali Direct Train Trans Jawa, Kali ini Gambir Ke Stasiun Tugu, Yogyakarta
"Jika pintu air dibuka, maka Simo akan banjir bandang. Sehingga pintu air ditutup,” kata Eri.
Upaya pemkot lainnya adalah peninggian konstruksi jembatan di Jalan Kupang Baru.
Tujuan peninggian jembatan itu, agar air yang melalui aliran tersebut lancar dan tidak menimbulkan banjir di jalan. Sebab, posisi jembatan terlalu rendah. Sehingga ketika hujan lebat, air bisa meluber ke jalan.
Awalnya warga belum sepakat atau khawatir untuk ditinggikan jembatannya, mereka meminta ada kajian mendalam tentang rencana itu.
"Tapi, Alhamdulillah, sudah sepakat dan sudah dilelang. Awal Januari 2025 akan mulai dikerjakan,” ujar Eri.
Kemudian, di Jalan Dukuh Kupang Barat Gang Satu Surabaya akan dibangun plengsengan agar saluran tidak mengecil. Ya, kawasan ini dulu sempat viral karena mengalami banjir hingga leher orang dewasa.
Tetapi, sejak pemkot melakukan perbaikan saluran di kawasan tersebut, genangan hanya mencapai 30 sentimeter.
Eri pun meminta jajarannya untuk membuat plengsengan agar saluran tidak kembali mengecil.