Sejarah Konflik Zionisme dan Palestina, Kontroversi Abadi yang Mengubah Timur Tengah

Sabtu 18-01-2025,18:24 WIB
Reporter : Dzulfikar Sirajuddin Fawwaz*
Editor : Heti Palestina Yunani

Tatkala orang Yahudi mencapai Palestina, agen Zionis akan membantu para imigran menetap, mencarikan mereka pekerjaan atau tempat di pertanian mereka, yang dikenal kibbutzim. Zionis terus berkembang.

BACA JUGA: Gencatan Senjata di Gaza setelah 46.000 Rakyat Palestina Tewas, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

BACA JUGA: Gencatan Senjata di Gaza Ada 3 Tahap, tapi Israel Belum Mau Jamin Hentikan Serangan?

Meereka mmbentuk sistem pemerintahan mereka sendiri yang disebut Jewish Agency. Setelah Inggris menguasai Palestina dari khilafah utsmaniyah pada PD I, Jewish Agency membangun jalan, sekolah, serta menyediakan layanan sosial untuk kalangan mereka sendiri.

Terciptanya Konflik

Zionis mempromosikan ideologi mereka sebagai cara untuk menghindari konflik dan antisemitisme. Namun dalam membantu masyarakat Yahudi di Palestina mereka justru menciptakan ketegangan baru. 

Sejak awal Zionis mengabaikan atau meremehkan dampak ideologi mereka bagi sebagian besar penduduk Arab di Palestina. Dalam mengembangkan komunitas mereka, Zionis membeli dan kemudian mencuri tanah dari orang-orang Arab Palestina. 

Orang-orang Arab Palestina menyadari bahwa Zionis berencana menciptakan komunitas Yahudi di tempat yang telah lama menjadi tanah Arab. Pada 1920-an orang-orang Arab di Palestina dan sekitarnya mulai menunjukkan sikap penentangan mereka terhadap Zionisme.

BACA JUGA: Parlemen Indonesia dan Malaysia Sepakat Bentuk Forum Rembuk Bersama untuk Kemerdekaan Palestina

BACA JUGA: ICJ Akan Keluarkan Pendapat Hukum Terhadap Pendudukan Israel di Palestina Minggu Depan

Pada 1930-an banyak orang Palestina berkomitmen untuk memerangi Zionisme. Meskipun Zionis pernah mengklaim bahwa mereka dapat hidup rukun dengan orang Arab, kenyataannya konflik terjadi terus-menerus dengan orang Arab di Palestina. 

Puncaknya pada 1930-an, ketika Zionis mulai mencanangkan secara konkret negara Yahudi yang terpisah dan merdeka. PBB mendukung rencana Zionis ini setelah perang dunia II.

Di sisi lain tentu saja orang Palestina dan negara-negara Arab lainnya melihat kehadiran negara Yahudi ini sebagai ancaman terhadap Islam dan lenyapnya kekuasaan mereka atas wilayah Palestina. 

Perang 1948 muncul sebagai peristiwa susulan atas terbentuknya negara Israel. Kendati orang-orang Palestina dan negara-negara Arab dapat memasok lebih banyak manusia dan senjata selama perang.

BACA JUGA: Pertemuan Rahasia AS, Israel, dan Otoritas Palestina Bahas Perbatasan Rafah

BACA JUGA: Mahkamah Internasional Vonis Kehadiran Negara Israel di Tanah Palestina Melanggar Hukum Internasional

Akan tetapi orang-orang Yahudi lebih terorganisir dan mendapat lebih banyak dukungan internasional. Hasilnya, pada 1949 tentara Israel berhasil memaksa ribuan warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan pindah ke negara Arab di sekitarnya.

Kategori :