HARIAN DISWAY - Di tengah dinamika dunia yang semakin cepat dan serba sibuk, banyak orang merasa terjebak dalam gaya hidup yang menuntut segala sesuatu harus segera selesai, yang dikenal sebagai hustle culture.
Namun, bagi Generasi Z, yang lahir antara 1997 hingga 2012, terdapat pilihan hidup yang lebih tenang namun tetap produktif, yang disebut soft living.
Berbeda dengan hustle culture yang mengedepankan kerja keras dan pengorbanan untuk mencapai kesuksesan, soft living lebih mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menjaga kesehatan mental, serta menekankan kualitas daripada kuantitas.
Dengan kata lain, Gen Z cenderung memilih jalan yang lebih santai, namun tetap bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Di tengah tekanan ekonomi yang tinggi dan perubahan cepat dalam dunia kerja, mereka lebih memilih untuk menghindari hidup yang penuh stres dan kelelahan.
BACA JUGA:Makna Isra Miraj bagi Generasi Milenial dan Gen Z
BACA JUGA:Raih Youth Choice Award 2025, Pucuk Cool Jam Jadi Event Hiburan yang Paling Gen Z
Mereka lebih suka menjalani kehidupan yang lebih sederhana namun bermakna.
Pengaruh pandemi COVID-19 turut mempercepat pergeseran ini. Banyak yang mulai bekerja secara remote, menemukan cara baru untuk mengatur waktu, dan menyadari bahwa kebahagiaan bisa diperoleh tanpa harus selalu terburu-buru mengejar sesuatu.
Penerapan gaya hidup ini dapat dilihat dalam beberapa kebiasaan yang mulai berkembang. Salah satu contohnya adalah kerja remote.
Banyak Gen Z yang memilih pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja dari rumah atau tempat yang mereka pilih, tanpa terikat pada jam kerja yang ketat.
Dengan adanya fleksibilitas ini, mereka dapat mengatur waktu dengan lebih baik, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ritme mereka sendiri, dan memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri atau berkumpul dengan orang-orang terdekat.
BACA JUGA:Micro Retirement, Tren Baru yang Populer di Kalangan Gen Z dan Milenial
BACA JUGA:Freelance Lebih Diminati Gen Z? Ini 8 Alasannya
Selain itu, Gen Z juga mulai meminimalisir konsumsi barang-barang yang tidak perlu melalui praktik slow fashion.