HARIAN DISWAY - Pernah merasa hari berlalu begitu cepat, padahal daftar pekerjaan belum sepenuhnya selesai? Fenomena ini bukan hanya perasaan semata. Ada istilah yang menggambarkan kondisi ini, yakni time confetti.
Time confetti adalah fenomena yang terjadi ketika kita merasa waktu kita terpecah-pecah dalam potongan-potongan kecil, sering kali tanpa tujuan yang jelas.
Alih-alih menjalani hari dengan satu fokus besar, kita sering kali membagi waktu kita untuk tugas-tugas kecil, yang bisa membuat hari terasa lebih cepat berlalu karena tidak ada momen "terasa penuh" atau fokus untuk menandai berjalannya waktu.
BACA JUGA: Cara Menyusun Jadwal Produktif Tanpa Mengorbankan Waktu Istirahat
Istilah ini dipopulerkan oleh Brigid Schulte, penulis buku Overwhelmed: Work, Love, and Play When No One Has the Time.
Dalam bukunya, Schulte menjelaskan bahwa momen-momen kecil ini sering kali diisi dengan distraksi, seperti membuka media sosial atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak produktif.
Dampak Time Confetti pada Kehidupan Sehari-hari
Mungkin Anda berpikir, "Ah, cuma dua menit cek Instagram, lima menit balas chat teman, apa salahnya?" Tapi, jika dijumlahkan sepanjang hari, semua serpihan kecil itu membentuk kerugian besar yang berdampak nyata, antara lain:
BACA JUGA: 3 Solusi Mengatasi Perasaan Kehabisan Waktu
1. Waktu Terasa Cepat Berlalu
Otak manusia membangun rasa waktu berdasarkan pengalaman yang utuh dan mendalam. Saat hari kita penuh dengan potongan kecil aktivitas tanpa kedalaman, otak kesulitan membentuk memori yang solid. Akibatnya, waktu terasa menguap begitu saja.
2. Penurunan Fokus dan Produktivitas
Penurunan fokus akibat time confetti membuat kita merasa cepat lelah dan sulit konsentrasi.-wutzkoh-
Frekuensi berpindah dari satu distraksi kecil ke distraksi lainnya menyebabkan switching cost atau energi yang terbuang setiap kali kita mengalihkan perhatian.
Ini membuat kita lebih cepat lelah, lebih sulit konsentrasi, dan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas.
BACA JUGA: Waktu Sendiri Bisa Menyelamatkan Kesehatan Mental, Ini Alasannya!
3. Kualitas Istirahat Menurun
Waktu istirahat yang seharusnya untuk relaksasi malah dipenuhi aktivitas kecil yang tetap menuntut perhatian. Ini menyebabkan otak tidak pernah benar-benar beristirahat, memperburuk kualitas tidur, dan meningkatkan risiko kelelahan kronis.
4. Munculnya Perasaan “Selalu Sibuk Tapi Tidak Pernah Selesai”
Time confetti menciptakan ilusi produktivitas: kita merasa terus bergerak, tetapi sebenarnya tidak banyak hal bermakna yang tercapai. Ini bisa menimbulkan rasa frustrasi, kekosongan, dan bahkan menurunkan kepuasan hidup.