HARIAN DISWAY - Fenomena anak muda yang lebih memilih fokus membangun diri daripada menjalin hubungan romantis semakin mencolok dalam beberapa tahun terakhir. Banyak yang beranggapan bahwa generasi sebelumnya lebih cepat menikah dan menjadikan hubungan sebagai prioritas utama di usia muda.
Namun kini, orientasi hidup bergeser ke arah yang lebih individual dan berorientasi pada pengembangan pribadi. Perubahan pola pikir ini tak lepas dari meningkatnya kesadaran akan pentingnya kemandirian, baik secara finansial maupun emosional untuk mempersiapkan diri di kehidupan masa depan.
Anak muda kini lebih menyadari bahwa fondasi diri yang kuat perlu dibangun sebelum membagi hidup dengan orang lain. Mereka tidak ingin bergantung pada pasangan untuk merasa utuh, melainkan ingin berdiri kokoh atas kemampuan sendiri tanpa ingin membenani.
BACA JUGA: Pentingnya Belajar Parenting Sebelum Menikah, Bangun Fondasi Keluarga Bahagia
Banyak dari mereka juga melihat bahwa hubungan sebagai komitmen besar yang memerlukan energi, waktu, dan tanggung jawab emosional yang tidak sedikit. Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan, tindakan memprioritaskan pertumbuhan diri dianggap sebagai langkah yang lebih realistis.
Fokus pada karier, pendidikan, dan pengembangan bakat dianggap lebih mendesak dibanding menjalani hubungan yang belum tentu bertahan lama sehingga hal ini akan menghabiskan waktu yang terasa tidak terlalu bermanfaat.
Mereka lebih memilih menabung, berinvestasi, atau membuka usaha sebagai bekal untuk masa depan yang lebih aman dan stabil. Selain itu, generasi muda saat ini tumbuh di tengah era informasi yang sangat terbuka.
BACA JUGA: Marriage is Scary, Alasan yang Membuat Anda Merasa Takut Saat Menjalani Hubungan Serius
Mereka belajar dari kisah-kisah orang lain, baik dari media sosial, podcast, maupun kanal YouTube, yang membagikan pengalaman pahit dalam hubungan yang terburu-buru. Kesadaran akan pentingnya hubungan yang sehat membuat mereka enggan terburu-buru, apalagi jika mereka sendiri belum merasa siap secara emosional.
Trauma akan pengalaman percintaan yang buruk membuat anak muda lebih mementingkan diri untuk berkembang mengejar karir. -Freepik-Pinterest
Tidak sedikit pula dari mereka yang pernah mengalami kegagalan cinta di usia muda, lalu menyadari bahwa luka emosional dapat mengganggu fokus hidup. Dari pengalaman itu, mereka belajar bahwa memulihkan dan memperkuat diri jauh lebih penting daripada segera mencari pasangan pengganti.
Mereka ingin menjadi versi terbaik dari diri sendiri, sebelum akhirnya membangun hubungan yang dewasa dan saling mendukung. Media sosial juga berperan besar dalam menguatkan fenomena di kalangan anak muda ini.
BACA JUGA: Mengapa Banyak Anak Muda Masa Kini Menunda Menikah?
Banyak akun yang menyebarkan pesan-pesan tentang self-love, healing, dan pentingnya mengenal diri sebelum mencintai orang lain. Narasi-narasi ini dengan cepat diterima karena sesuai dengan realitas dan kebutuhan emosional generasi sekarang yang lebih reflektif dan sadar akan pentingnya kesehatan mental.
Meskipun banyak yang memilih fokus pada diri sendiri, bukan berarti mereka menolak hubungan secara mutlak. Sebaliknya, banyak dari mereka tetap membuka hati, namun tidak menjadikan hubungan sebagai tujuan utama.