BACA JUGA:Mereka Juga Pahlawan: Para Influencer Tebar Manfaat Lewat Media Sosial
- Tindakan Tidak Etis
Mulai dari membuat konten sensasional demi klik hingga mengambil keuntungan dari tragedi atau masalah sosial. Itu semua dilakukan untuk mengambil simpati dan perhatian para audiens.
Penyebab di Balik Fenomena Power Abuse
Beberapa faktor yang mendorong penyalahgunaan kekuasaan itu, antara lain:
- Kurangnya regulasi di dunia digital.
- Tingginya tekanan popularitas untuk terus relevan dan menghasilkan konten viral.
BACA JUGA:Profil Dokter Azmi Fadhlih, Influencer Kesehatan dan Dokter Spesialis Kulit Berprestasi
- Minimnya edukasi digital, baik dari sisi influencer maupun audiens.
Dampak Power Abuse bagi Masyarakat
Akibat dari perilaku tidak etis itu bisa sangat luas:
- Masyarakat bisa kehilangan kepercayaan terhadap informasi yang beredar di media sosial.
- Munculnya perbedaan pendapat yang tajam atau konflik di tengah masyarakat.
BACA JUGA:MKEK IDI Larang Dokter Jadi Influencer untuk Promosikan Produk Kesehatan
- Meningkatnya penyebaran hoaks dan budaya cancel culture yang berdampak negatif.
Peran Audiens dan Aturan Etika Media Sosial
Untuk mengatasi masalah itu, peran audiens sangat penting. Masyarakat perlu lebih kritis dalam menyaring informasi. Juga tidak serta-merta memercayai apa yang disampaikan oleh figur populer. Entah itu artis atau influencer.
Selain itu, diperlukan aturan yang lebih jelas dan tegas untuk influencer. Termasuk kewajiban transparansi dalam konten serta pemberian sanksi jika melanggar etika di dunia digital.
BACA JUGA:Kemkomdigi Gencarkan Penanggulangan Judi Online, Blokir Sejumlah Akun Influencer
Influencer memiliki potensi besar dalam menyuarakan perubahan positif. Namun, ketika kekuasaan itu disalahgunakan, dampaknya dapat merugikan masyarakat secara luas.