Peringatan Bom 13 Mei di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Perkuat Solidaritas dan Toleransi Antarumat Beragama

Rabu 14-05-2025,14:58 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Publik tentu masih ingat peristiwa bom tiga gereja di Surabaya. Kejadian memilukan itu terjadi pada 13 Mei 2018 silam di tiga gereja: Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.

Namun, kejadian itu tak lantas menimbulkan kebencian atau dendam. Sebaliknya, peringatan tersebut justru menjadi kesempatan untuk menyadarkan masyarakat. Terutama tentang pentingnya toleransi antarumat beragama.

Peringatan 7 tahun peristiwa bom tiga gereja di Surabaya digelar pada 13 Mei 2025. Berlangsung di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, mengusung tema “Agama, Untuk Apa?”.

BACA JUGA:Jelang Konklaf: Antara Polarisasi Gereja dan Krisis Iman

Peringatan tersebut tak hanya dihadiri oleh umat Kristiani. Para tokoh lintas-agama dan masyarakat umum pun turut hadir.

Acara disertai dengan misa yang dilakukan oleh umat Kristiani saja. Misa itu berlangsung pada pukul 18.00-18.45 WIB. Serangkaian acara misa terdiri atas pengantar dari imam, pembacaan kitab suci, kotbah, liturgi ekaristi, serta doa penutup dan berkat.

Sesi liturgi ekaristi terdiri atas persembahan roti dan anggur, doa ekaristi, serta pembagian hosti kepada para jemaat.

BACA JUGA:Jelang Konklaf: Arahkan Gereja di Persimpangan Zaman

Misa tersebut dilakukan dalam rangka mendoakan para korban pengeboman pada Peristiwa Bom 13 Mei. Adapun para Romo yang memimpin misa tersebut adalah Alexius Kurdo Irianto, Tri Budi Widyanto, Aloysius Widyawan, dan Agus Hutrin.

Menurut Alexius Kurdo Irianto, peringatan itu bermaksud untuk meneguhkan bahwa peristiwa bom 13 Mei tersebut bukanlah sebuah tragedi.


Potret Alexius Kurdo Irianto saat membacakan peristiwa Bom 13 Mei pada melakukan ibadah memperingati peristiwa Bom 13 Mei di Gereja Santa Maria Tak Bercela. - Alfi Kirom - Harian Disway

“Ini menjadi sebuah peristiwa iman yang menyatukan kita semua. Serta mencoba membuahkan pengampunan. Karena kemarahan dan benci tak akan membuahkan apa-apa,” tutur Alexius.

BACA JUGA:Iringi Pemakaman Paus Fransiskus, Gereja Katolik Seluruh Indonesia Gelar Novemdiales, Bunyikan Lonceng Jam 3 Sore Ini

Setelah misa, para jemaat Kristiani kemudian keluar dari tempat ibadah. Beberapa jemaat kemudian mengikuti serangkaian acara yang dihadiri oleh masyarakat umum dan beberapa tokoh agama. 

Acara tersebut diisi dengan sambutan-sambutan, pemutaran video, ceramah, penyampaian orasi, pembacaan cerpen dan puisi, nyanyian-nyanyian, serta doa lintas iman. Juga pemberkatan pohon harapan di depan panggung.

Kategori :