BANK DUNIA telah merilis Business Ready (B-Report), sebuah laporan yang mencakup sejumlah indikator baru sebagai pengganti Easy of Doing Business (EoDB), pada Oktober 2024.
Laporan tahunan yang mengukur dan mencerminkan iklim bisnis di tiap negara itu mencakup beberapa parameter yang menjadi acuan Bank Dunia dalam menilai seberapa jauh sebuah negara memiliki seperangkat regulasi yang mendorong investor mau menanamkan modalnya.
Laporan pengganti Ease of Doing Business (EoDB) itu memuat sepuluh kriteria penilaian seperti business entry, business location, labor, utility services, financial services, international trade, taxation, dispute resolution, market competition, dan business insolvency.
BACA JUGA:Cegah Premanisme, Polda Jatim Gelar Patroli Skala Besar
BACA JUGA:Polres Blitar Bentuk Satgas Anti-Premanisme
Laporan B-Ready dipublikasikan dalam acara The Business Environment in Indonesia: Exploring the World Bank's Business Ready Report di Jakarta, 10 Februari 2025. Dari hasil tersebut, Indonesia mendapatkan nilai tertinggi pada aspek labour dengan meraih skor 72 dari 100.
Kemudian, disusul utility service yang mendapatkan skor 71 dan business location dengan raihan skor 68.
Menurut paparan Bank Dunia, sepuluh kriteria tersebut memiliki relevansi erat dengan business cycle suatu korporasi yang menjadi pertimbangan para penanam modal yang akan membuka usahanya di suatu kawasan industri.
BACA JUGA:Negara Gagal Membina Preman di Indonesia
BACA JUGA:Operasi Berantas Preman
Kriteria yang menjadi tolok ukur tersebut juga mengacu pada tiga pilar: regulatory framework, public services, dan operational efficiency.
Akan tetapi, pada parameter lain, Indonesia mendapat skor rendah pada tiga indikator, yaitu financial services dengan skor 57, business insolvency skor 57, dan market competition mendapatkan skor paling rendah di antara sepuluh indikator dengan nilai 52.
Indonesia mendapat nilai rendah dalam market competition dan financial services karena belum optimal menyediakan lokasi untuk transfer teknologi, termasuk tempat bertukar ilmu pengetahuan dan teknologi.
BACA JUGA:Preman Jalanan vs HAM
BACA JUGA:Kapolda Metro Jaya Fadil Imran: Lawan Preman Kagak Pake Lama