"Semua itu adalah representasi dari ekspresi imajinasi anak-anak yang meletup-letup. Imajinasi tak terduga. Bervariasi. Ada rasa bahagia. Ceria. Itulah dunia anak-anak," kata Djagad.
BACA JUGA:Sambut Hari Santri Nasional, Nabila Dewi Gayatri Gelar Pameran Lukisan Tunggal Angon Angin
Benny Dewo menyumbangkan karya bertajuk What Do You Think...?, menggambarkan figur yang sedang menunduk dengan sel tubuh aktif dan simbol sinyal Wi-Fi penuh.
Ia seakan menyampaikan tentang sosok manusia yang tercerahkan. Dengan pemikiran yang berdampak pada lingkungan sekitarnya.
Vidi Riyanto Avin dalam Akhir yang Baik menggambarkan harapan dan petuah bijak yang diwariskan kepada generasi penerus. Visual bunga mekar di latar kering menyiratkan bahwa kebaikan akan tumbuh seiring waktu.
BACA JUGA:Pameran Lukisan ArtKroobatik, Sajikan Karya Seni Rupa dengan Teknik Membatik
Shadow Synergy, karya Arief Wong yang dipamerkan dalam pameran Maneges, 12-19 Juni 2025. Karya itu merupakan refleksi tentang masa lalu yang membentuk diri seseorang.-Christian Mazmur-HARIAN DISWAY
Arief Wong menampilkan Shadow Synergy, sebuah refleksi tentang masa lalu yang membentuk diri seseorang. Kris Mariyono dalam Kasih Sayang mengisahkan kegetiran hidup yang dilembutkan oleh cinta.
Misgeiyanto menghadirkan karya berjudul I Love Fruit. Ia menyingkap kerapuhan manusia lewat simbol buah yang terpanah. Watoni menyajikan No Art Without Heart, menekankan bahwa seni muncul dari emosi dan perasaan terdalam.
Sedangkan Yoyok Wibowo mengusung karya berjudul Cemandi, sebagai ungkapan cintanya terhadap kampung halaman dan kehidupan nelayan.
BACA JUGA:12 Perupa Komperta Sidoarjo Ramaikan Pameran Lukisan Rindu Berbisik
Pameran Maneges menjadi ruang kontemplatif bagi publik untuk menyelami makna, emosi, dan pencarian spiritual lewat seni rupa.
Bagi para perupa Komperta, melukis adalah praktik maneges. Praktik meditatif dalam usaha mengenal diri dan dunia secara lebih dalam. (*)