Hubungan Beracun Itu Sudah Makan Banyak Korban, Hentikan Toxic Relationship Sekarang Juga!

Hubungan Beracun Itu Sudah Makan Banyak Korban,  Hentikan Toxic Relationship Sekarang Juga!

MENDIANG Laura Anna dan Gaga Muhammad. Gambar ini diambil dari sumber akun media sosial Instagram milik Laura Anna @edlnlaura).--

SECARA umum, jika mendengar istilah toxic relationship, kita pasti akan teringat dan tertuju pada hubungan sepasang kekasih yang tidak baik dan saling merugikan. Namun, seperti dikutip dari artikel alodokter.com yang berjudul Toxic Relationship: Arti, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya, disebutkan bahwa toxic relationship (hubungan beracun) menggambarkan tentang suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.

Hubungan itu  tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tetapi juga dalam  lingkungan teman, bahkan keluarga.

Selain itu, dikutip dari tulisan Mahardini Nur Afifah melalui artikelnya yang berjudul Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat di laman website health.kompas.com, dinyatkan bahwa menurut ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California, Amerika Serikat, Lillian Glass menyebutkan melalui bukunya yang berjudul Toxic People pada tahun 1995, bahwa toxic relationship berarti hubungan yang bersifat merusak karena konflik, tidak saling mendukung, muncul persaingan, sampai hilangnya rasa hormat dan     kekompakan.

Glass juga menyebutkan bahwa setiap hubungan pasti pernah berada di fase pasang surut dan hal itu berbeda dengan pengertian toxic relationship.

 

INI bukti kecelakaan mendiang Laura Anna bersama mantan kekasihnya, Gaga Muhammad, pada 2019. Gambar ini diambil dari akun media sosial @edlnlaura.

 

Menurutnya, hubungan bisa dikatakan toxic jika sisi negatif yang terdapat dalam hubungan tersebut bisa berkepanjangan sampai menguras energi dan memengaruhi kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, atau trauma.

Dilansir dari Verywell Mind, toxic relationship muncul apabila salah satu pihak terus-menerus bersikap egois, tidak sopan, selalu menuntut ke pasangan, dan bersikap negatif lainnya terhadap hubungan.

Sementara itu, yang sering terjebak pada kasus hubungan beracun itu biasanya pasangan remaja maupun dewasa. Namun, pasangan suami istri yang sudah menikah pun tak dapat menghindari konflik dalam hubungan yang bahkan sampai menuju klimaks toxic dan  berimbas pada mental setiap pasangan.

Melansir dari artikel hellosehat.com yang berjudul Mental Illnes (Gangguan Mental), gangguan mental yang disebabkan hubungan yang tidak sehat memang sangat berpengaruh pada psikis masing-masing pasangan. Apalagi jika sudah terdiagnosis depresi yang disebabkan terlalu lama berlarut dalam kesedihan. Itu akan membuat penderitanya menjadi putus asa, memiliki perasaan bersalah, dantidak memiliki motivasi untuk hidup.

Selain itu, gangguan mental yang disebabkan hubungan yang tidak sehat ialah korban bisa terjangkiti gangguan kecemasan, merasa selalu memiliki perasaan cemas yang sangat kuat dan berlebihan. Hal tersebut bisa  berlangsung dengan sangat lama dan dapat memburuk seiring waktu jika tidak segera diobati.

Selain itu, gangguan stres pascatrauma (PTSD) akan mnghinggapi korban yang sudah melewati peristiwa traumatis, bisa berupa kejadian yang mengancam jiwa. Namun, kita kembalikan kepada setiap pasangan atas gejala gangguan mental jika memasuki hubungan yang tidak sehat.

Contoh kasus toxic relationship adalah hubungan Edelenyi Laura Anna dan mantan kekasihnya, Gaga Muhammad, yang berakhir tragis. Laura yang meninggal dan Gaga yang masuk penjara dilansir dari rangkuman Tribunnews.com. Hubungan pasangan Gaga dan Laura awalnya saling mencintai, bucin seperti kata gaul anak muda zaman sekarang.

 

LAURA Anna saat masih hidup dan sudah lumpuh total. Dia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Gambar ini diambil dari akun media sosial @edlnlaura.

 

Karena ada suatu masalah, hubungan mereka retak hingga salah seorang di antara mereka, yakni Gaga, mengeluarkan sifat buruknya. Itu setelah  insiden yang terjadi atas perbuatannya, yakni kecelakaan yang mereka alami pada 2019 yang telah mengubah segalanya.

 

Di sisa hidupnya, setelah mengalami kecelakaan tersebut, Laura menjadi lumpuh sehingga cita-cita yang sudah direncanakan harus pupus. Di bagian lain, Gaga yang masih sehat sudah merusak mental dan kebahagiaan Laura.

 

Padahal, Laura hanya ingin Gaga berada di sisinya walaupun tidak menyumbang dana dan tidak mengganti pengobatan Laura yang habis berpuluh-puluh juta, bahkan ratusan juta.

 

Setidaknya, Gaga menyumbang kasih sayang dan menjadi support system, penyemangat, untuk Laura dalam menjalani hidup yang selamanya harus di tempat tidur dan kursi roda hingga tidak bisa ke mana-mana. Tetapi, ketidakpuasan, keegoisan, dan rasa tidak bersyukur Gaga dengan cepat menghancurkan mental Laura.

 

Lalu, bagaimana cara kita menyikapi banyaknya kejadian toxic relationship yang sudah sangat sering media beritakan. Setelah pemberitaan yang viral tersebut, seharusnya rakyat, khususnya pasangan sejoli tersebut, harus menekankan prinsip menjalin hubungan secara sehat.

 

Namun, jika kita melihat kembali kasus toxic relationship dari mendiang Laura dan Gaga, terlihat bahwa sebelum tragedi, memang hubungan mereka sangat mesra dan dapat dikatakan hubungan yang mereka jalani sudah masuk obsesi.

 

Apa pun ending-nya, jika Tuhan sudah memberikan garis takdir yang berbeda dengan keinginan manusia, alangkah baiknya untuk tetap kita jalani. Sebab, bagaimanapun, jika mengelak atau menghindar pun, kita tetap tidak bisa. Siapa sangka jika dampak dari adanya hubungan beracun itu dapat mengganggu kesehatan mental setiap pasangan?

 

Kesehatan mental harus benar-benar dijaga, jangan sampai hal sekecil akibat perbuatan orang atau perbuatan diri sendiri yang terjebak dalam toxic relationship entah pada pasangan, teman, atau keluarga, menghancurkan segalanya.

 

Harus ada tujuan yang sama dan ketika sudah masuk hubungan yang merugikan, harus segera keluar daripada memengaruhi mental dan stres yang berkepanjangan dan akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh yang lain. Sebab, banyak pikiran atau stres akan memengaruhi lambung serta berkibat buruk ke seluruh anggota tubuh lainnya. Jangan sampai hal itu terus terjadi pada banyak orang. Harus ada sikap tegas untuk menolak hubungan yang toxic dan ketika sudah masuk, harus segera dihentikan.

 

Kesimpulan yang dapat diambil ialah toxic relationship merupakan suatu hubungan yang tidak sehat, berlandaskan keegoisan yang akan mengganggu kesehatan mental akibat dampak buruk yang dapat dihasilkan dari hubungan yang tidak sehat. Alangkah baiknya kita selalu menghindar dan tidak ikut-ikut dalam hubungan yang toxic.

 

Kesehatan adalah nomor 1. Apalagi, obat untuk kesehatan mental sangatlah mahal. Yakni, kebahagiaan. Jika pada sebuah hubungan entah dengan pasangan, keluarga, pertemanan terjadi hubungan yang tidak sehat, pastinya akan memengaruhi mental yang tidak stabil. Itu seperti gangguan kecemasan, memiliki perasaan saling membenci, memendam kemarahan yang tidak dapat dikeluarkan. Hanya akan ada air mata dan penyakit lain yang akan mengidap dalam tubuh. Jika memiliki pasangan, haruslah kita bersikap sewajarnya dan selalu berada di hubungan healthy relationship, selalu bahagia, suka tersenyum, bersyukur pada Tuhan, bersosialisasi dengan orang sekitar.

 

Rajin olahraga menjadi kunci utama menjaga kesehatan mental. Jika sudah mengalami ciri-ciri gangguan mental, datanglah ke psikiater terdekat. (*)

 

 

*) Penulis adalah mahasiswa FISIP, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: