Kerasan dengan Modul Nusantara

Kerasan dengan Modul Nusantara

-Miftakhul Rozaq-

Seri Kebhinekaan dengan 14 kegiatan. Seri Inspirasi dengan tiga kegiatan. Seri Refleksi dengan tujuh kegiatan, dan 1 seri berupa Kontribusi Sosial. Melalui modul tersebut, mahasiswa akan belajar banyak mengenai keberagaman sosial budaya yang ada di Jawa Timur khususnya di Surabaya. ”Untag telah menyiapkan 7 dosen Modul Nusantara dan 7 mentor yang akan melakukan pendampingan dan pengajaran kepada mahasiswa,” paparnya.

Ditambahkannya, pembelajaran pada Modul Nusantara ini bentuknya bukan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Mahasiswa akan diajak mengunjungi tempat-tempat yang ikonik di Surabaya. Misalnya ke Monumen Tugu Pahlawan, Balai Pemuda, Museum 10 Nopember, hingga mencicipi berbagai kuliner khas Surabaya. 

Berdasarkan pengalaman Pertukaran Mahasiswa Merdeka batch satu yang diikuti 32 mahasiswa dari 18 Universitas, pada akhir kegiatan mereka diajak untuk ke Bromo untuk pengenalan Suku Tengger. ”Sekalian refreshing dan belajar budaya Jawa. Nah nantinya kami juga mengajak mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka batch dua untuk berkunjung ke Bromo,” katanya.

Di destinasi wisata andalan Jawa Timur itu, mereka juga diajak merasakan kegiatan yang menunjukkan keberagaman. Agar semangat kebhinekaan itu akan dilanjutkan oleh mereka di kampusnya masing-masing.

Sebelum itu pada minggu pertama, semua mahasiswa diarahkan untuk adaptasi pengenalan terhadap Untag Surabaya dan Kota Surabaya. ”Karena itu setelah penyambutan, mahasiswa diajak tour kampus. Pada 10 September, mereka diajak jalan-jalan ke Kampung Ketandan di Bubutan,” bebernya.

Dalam acara penyambutan, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho menyatakan bahwa mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka itu diharapkannya semangat menempuh perkuliahan selama satu semester di kampusnya. 

”Di Untag ada mata kuliah tentang wawasan kebangsaan, patriotisme yang related dengan pertukaran mahasiswa merdeka. Diharapkan apa yang mahasiswa dapatkan di Untag ini akan membekali mereka menjadi generasi penerus bangsa yang baik,” ungkapnya.

Sementara itu dalam acara penyambutan itu pula, Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya J Subekti memberikan pesan. Bahwa mereka yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka itu tidak berarti seragam dan bersatu tidak berarti satu.

”Kalian berkumpul di kampus ini adalah cerminan barisan Bhinneka Tunggal Ika yang selalu dibicarakan itu. Bila setelah pulang ke daerah masing-masing mahasiswa, saya berharap kalian akan memiliki semangat juang yang tinggi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: