Serial Killer dari Kampung Babakan Mande

Serial Killer dari Kampung Babakan Mande

Suasana Konferensi Pers Satu Keluarga Diracun di Bekasi-Rafi Adhi Pratama-

Satu penjelasan umum adalah psikopat mengalami semacam trauma pada masa kanak-kanak. Antara lain, sejak masa bayi mereka. Akibatnya menekan respons emosional mereka. 

Mereka tidak pernah mempelajari respons yang tepat terhadap trauma, dan tidak pernah mengembangkan emosi lain. Itulah penyebab mereka sulit berempati terhadap orang lain.

Mereka tumbuh tanpa mengetahui bagaimana ”merasa”, dan sebaliknya belajar bagaimana mewujudkan apa yang mereka anggap sebagai emosi atau penampilan emosi yang benar. 

Di era sesudah PD II, dianalisis, pembunuh berantai bukan orang gila. Melainkan orang waras. Bahkan, para pelaku punya strategi pembunuhan yang rumit. Disebut serial killer.

Setelah dipelajari di Inggris, pada awal 1980-an, pelajaran itu diadopsi Los Angeles Police Department (LAPD) di AS. Mereka menciptakan sistem Violent Criminal Apprehension Program (ViCAP) pada 1985.

Tak perlu jauh-jauh ke AS, dari para dukun desa di Cianjur itu sudah lahir tiga serangkai tersangka serial killer. Yang, mereka masih berstatus tersangka. 

Rangkaian kejahatan mereka akan diuji di peridangan kelak. Pastinya, hasil sidang mereka menarik perhatian masyarakat. Juga, menambah ilmu buat Polri. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: