Series Jejak Naga Utara Jawa (31) : Perabot Repro di Kamar Retro

Series Jejak Naga Utara Jawa (31) : Perabot Repro di Kamar Retro

CERMIN RIAS bergaya kuno yang diletakkan di tiap kamar di Rumah Merah Heritage Lasem.-TIRA MADA-HARIAN DISWAY-

Perjuangan Rudy Hartono menyulap rumah-rumah kuno di Lasem menjadi rumah singgah cantik yang supernyaman butuh perjalanan panjang. Tak hanya merenovasi bangunan. Tapi juga merepro perabot-perabot. Untuk menghadirkan suasana masa silam secara maksimal. 
 
SUNGGUH tidak sulit menemukan kompleks Tiongkok Kecil Heritage Lasem. Atau yang populer disebut Rumah Merah Lasem itu. Bagaimana tidak. Seluruh bangunannya ditutup pagar tembok berwarna merah menyala. 

Merah, rah. Tidak ada aksen garis-garis, geometris, gradasi, atau apa pun. Dijamin, tembok itu bisa terlihat dari jarak berpuluh-puluh meter. Asal tidak rabun jauh saja.

’’Pokoknya biar mirip Tiananmen. Kan inspirasinya dari itu,’’ kata Rudy Hartono, pemilik kompleks Tiongkok Kecil Heritage Lasem saat mengisahkan soal pemilihan cat merah untuk seluruh bangunannya. 

Namun, gara-gara itu juga, Rudy sempat ditegur oleh beberapa pihak. Termasuk ahli sejarah dan pemerhati budaya. Salah seorang di antaranya adalah Udaya Halim. Pemilik Museum Benteng Heritage, Tangerang. Katanya, proses awal renovasi rumah itu salah. Dicat merah pula. 

Pada saat bersamaan, sekitar 2016, dua wartawan majalah National Geographic datang ke Lasem. Meliput Rumah Merah. Proyek Rudy makin terekspose. ’’Mestinya salah. Tapi karena sudah dimuat di majalah, orang-orang sudah pada tahu, ya sudah. Lama-lama jadi betul. Wong ya sudah jadi, mau diapakan lagi,’’ kata Rudy, lantas terkekeh. 
 

Pada akhir 2016, bangunan pertama Rumah Merah, yang paling barat, sudah bisa difungsikan sebagai penginapan. Ada enam kamar. Yang masing-masing bisa diisi dua orang. Meski fasilitas masih terbatas, sudah ada beberapa orang yang menginap. Yang Rudy ingat adalah rombongan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka dalam perjalanan ke Surabaya, lalu transit di Lasem.

Setahun kemudian, ada acara besar di Rembang. Hotel-hotel penuh. Ditambah lagi, fotografer National Geographic menggelar acara di Lasem. Rumah Merah kembali menjadi rumah singgah yang nyaman bagi para tamu. Empat kamar disediakan Rudy untuk mereka. 

’’Saya kan sebenarnya ndak ngerti penginapan. Tapi tak kebut (pembenahannya, Red). Pokoknya di kamar ada AC, kopi, sama teh. Kamar mandinya bersih,’’ kenang Rudy. ’’Tapi dari situ, saya berbenah terus,’’ lanjutnya. Mulutnya sibuk mengunyah yopia. Sambil sesekali dibilas dengan teh panas. 

Salah satu pembenahan yang penting bagi Rudy, adalah penempatan perabot-perabot. Ia mengusahakan agar setiap potong furnitur memperkuat kesan Tionghoa lawas. 

Maka, di setiap kamar selalu dilengkapi oleh ranjang (double maupun twins), meja tulis panjang, day bed, serta meja rias. Semuanya bergaya kuno. Meja panjangnya tampak kukuh dengan politur cokelat mengilap. Day bed-nya dihiasi ukiran antik, dengan alas marmer. Sedangkan meja riasnya benar-benar membawa kita ke masa silam. 

Di atas meja dari kayu jati itu, terdapat sebuah kaca pengilon (cermin) bergaya klasik. Dikenal dengan nama botekan peranakan, pengilon itu begitu cantik berkat ukiran sulur dan bunga-bungaan yang sangat detail dan halus. Di bagian bawah cermin terdapat laci. Untuk menyimpan alat rias maupun perhiasan perempuan-perempuan peranakan. ’’Jadi ini simbol status juga,’’ jelas Rudy. 
 

PATUNG KWAN KONG (Kwan Seng Tee Kun) yang ada di Rumah Merah Heritage Lasem.-Yulian Ibra-Harian Disway-

Dari mana Rudy mendapatkan semua itu? ’’Saya bikin baru, sih. Kalau nyari banyak buat tiap kamar kan sulit,’’ jelasnya. ’’Istilahnya repro, ya. Saya ada contoh barang, lalu minta dibuatkan yang sama ke pengrajin. Tapi kayunya lama. Jati semua. Dari Jepara,’’ papar pengusaha elektronik tersebut. 

Ya, Rudy memang butuh banyak barang. Sebab, dalam perkembangannya, pada 2015, ia berhasil mendapatkan satu rumah lagi di Karangturi 4. Letaknya di sebelah timur bangunan yang ia beli pertama. Berjarak satu rumah. Setelah direnovasi juga, total ada 18 kamar di kompleks Rumah Merah Lasem. 

Rumah di sisi timur itulah yang diinapi oleh tim Jejak Naga Utara Jawa pada 17 dan 18 Januari 2023. 

Ada beberapa barang lagi yang direpro oleh Rudy. Di antaranya, lemari-lemari antik. Serta ranjang kayu kuno yang bentuknya seperti panggung. Semua dihiasi ukiran rumit. Bermotif flora, fauna, serta aktivitas orang-orang Tionghoa di masa lalu. Detail sekali. Dengan paduan warna asli kayu dengan sedikit aksen emas. 

’’Saya pernah ditunjukin foto close up ukiran kayu gitu. Lho, kok bagus sekali. Di mana itu? Ternyata di lemari saya sendiri,’’ kata Rudy. Lagi-lagi ia terkekeh. Rupanya, usahanya merepro furnitur sukses berat. (*)
 
*) Tim Harian Disway: Doan Widhiandono, Retna Christa, Yulian Ibra, Tira Mada
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: