Polrestabes Surabaya Tindaklanjuti Kasus Pemerkosaan Siswa SMP yang Dicekoki Minuman Keras

Polrestabes Surabaya Tindaklanjuti Kasus Pemerkosaan Siswa SMP yang Dicekoki Minuman Keras

Ilustrasi pencabulan --

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kasus permerkosaan terhadap Gadis (bukan nama sebenarnya) warga Kelurahan Bubutan, Surabaya sudah direspon oleh Polrestabes Surabaya. Saat ini Unit Perlayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Surabaya tengah melakukan pendalaman.

 

Kasat Reskrim AKBP Mirzal Maulana menyampaikan anggotanya sudah bergerak melakukan koordinasi dengan pihak terkait. “Sudah ditindak lanjuti LP dari pelapor. Penyidik sudah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kota Surabaya,” kata Mirzal saat dihubungi Harian Disway, Kamis sore, 27 April 2023.

 

Hal senada juga disampaikan Kasubnit PPA Ipda Wulandari. Wulan membenarkan kalau laporan itu sudah diterima olehnya. Kami masih meminta keterangan kepada korban. “Mohon waktu. Masih introgasi korban. Nanti detailnya pasti akan kita sampaikan,” ujar Wulan.

 

BACA JUGA:Siswi SMP di Surabaya Dicekoki Miras dan Diperkosa hingga Hamil 5 Bulan

BACA JUGA:Beda El-Nino Dengan La-Nina Serta Prediksinya Pada Tahun 2023 Untuk Wilayah Indonesia

 

Sebelumnya, diberitakan Gadis (bukan nama sebenarnya) kini tengah hamil 5 bulan. Bukan karena pergaulan bebas.

Namun,remaja warga Keluruhan Bubutan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini, adalah korban pemerkosaan dua pemuda di kampungnya. 

 

Ceritanya, pada Desember 2022 lalu Gadis diajak oleh tetangganya membeli makan. Dalam perjalanan pulang, mereka singgah di sebuah rumah. Ternyata di dalam rumah tersebut, ada 3 pemuda yang sedang asik berpesta minuman keras (miras).

 

Gadis dipaksa untuk ikut minum. Karena tidak pernah meminum minuman beralkohol, putri sulung dari tiga bersaudara itu pun langsung pusing. Dua dari tiga pemuda yang sudah mabuk itu, memanfaatkan situasi tersebut. Keduanya langsung melampiaskan nafsu bejatnya kepada Gadis.

BACA JUGA:Luhut Ingatkan Soal El-Nino dan Kekeringan, Ini Analisis BMKG

BACA JUGA:Gagal Capres, Pintu untuk Puan

 

Kisah pilu itu baru terungkap saat lebaran Idul Fitri kemarin. Ibu Gadis curiga dengan gerak gerik anaknya. Ya, kandugan Gadis semakin membesar. Sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Dengan hati-hati ibu Gadis mengorek informasi. Sang ibu tidak ingin menyinggung perasaan anaknya. Cara itu berhasil. Gadis akhirnya mengaku.

 

Kemudian kasus ini sampai di telinga anggota DPRD Kota Surabaya Imam Syafi’i. Anggota Komisi A ini pun langsung melakukan advokasi.  “Saya mendapat informasi dari tim saya. Kemudian saya menghubungi orang tua korban. Kami melakukan pendampingan terhadap korban,” ujar Imam Syafi’i saat dihubungi Harian Disway, Rabu malam, 26 April 2023.

 

Selasa kemarin, kasus itu telah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya. Korban juga telah divisum di RS Bhayangkara Polda Jatim. Namun, usai menjalani visum tiba-tiba kondisi kesehatan Gadis menurun. Sehingga harus rawat inap di RSUD Suwandi. 

BACA JUGA:Sudah Hari Kerja, Pemudik Belum Balik Semua. Bahkan Belum Separuhnya

 

“Saya komunikasi juga dengan Direktur RS Soewandi, dokter Billy. Saya cerita korban ini dari keluarga tidak mampu. Ayahnya bekerja serabutan. Sedangkan ibunya mengamen. Alhamdulillah dokter Billy langsung care,” ungkap politisi Partai Nasdem ini.

 

Selanjutnya, Imam juga berkoordinasi dengan Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya. Imam meminta agar Dinas juga turut membantu dalam pemulihan luka psikis korban. “Sama seperti dokter Billy, bu Ida juga merespon dengan cepat. Timnya sudah berdialog dengan korban dan keluarganya,” papar Imam.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: