Geliat Bangun Kota Reog: Peran Vital PUDAM Tirta Katong (20)

Geliat Bangun Kota Reog: Peran Vital PUDAM Tirta Katong (20)

SSumber Air PUDAM Tirta Katong berupa sumur dalam di SPAM Sewelut, Kecamatan Jenangan yang diresmikan 31 Maret 2022.-Humas Pemkab Ponorogo-


Truk tangki mengangkut air pegunungan melintasi Desa Singgahan, Kecamatan Pulung Ponorogo.-Boy Slamet/Harian Disway-

Dampaknya mungkin belum terasa dalam beberapa tahun ke depan. Namun, Sugiri yakin cara itu bisa menyelamatkan generasi Ponorogo dari bencana. 

Sugiri berpesan ke jajaran direksi dan manajemen PDAM untuk memutar otak agar memperluas cakupan layanan. Saat ini jumlah pelanggan PDAM Ponorogo terus naik. Sudah 30 ribu pelanggan. Itu setara 14,8 persen. Tiga tahun sebelumnya pelanggan cuma 20 ribu KK.

Direktur Utama (Dirut) PUDAM Tirta Katong, Ponorogo, Lardi menerangkan bahwa ketercakupan layanan air di Ponorogo sebenarnya mencapai lebih dari 80 persen. Namun, penyedia layanan air bukan hanya PUDAM. ”Ada juga BUMDes di desa-desa,” jelasnya.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: UMKM Naik Kelas di Monumen Peradaban (16)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Pasar UMKM Sejuta Umat (15)

Problem layanan air minum Ponorogo sangat kompleks. Kota Reog tak dilewati sungai besar seperti Bengawan Solo atau Kali Brantas. Karakter sungai di Bumi Reog adalah sungai tadah hujan. Yang berbatu. Alirannya deras di musim hujan. Sedangkan saat kemarau, sungai bisa mengering.

PDAM tetap memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mereka punya 44 titik sumur di berbagai kecamatan. Tahun lalu Bupati Sugiri Sancoko dan Lardi meresmikan instalasi sentra penyediaan air minum di Sewelut, Kecamatan Jenangan. Ditemukan sumur dalam yang mampu mengaliri 3 ribu pelanggan.


Sumber air persawahan di Kecamatan Sampung mengandalkan air sumur. -Boy Slamet/Harian Disway-

Lardi mengatakan, pengambilan air sumur memang menyebabkan masalah lingkungan. Karena itulah, pengambilan air tanah harus melewati berbagai perizinan dan penelitian mendalam. Hierarki perizinannya juga sampai ke pemerintah pusat. Dengan demikian, tidak sembarang orang bisa mengeksploitasi air sumur.

Semua sumur PUDAM Ponorogo adalah sumur dalam. Sedangkan sumur yang digunakan masyarakat mayoritas adalah sumur dangkal. Dibor atau digali belasan meter. Pokoknya, air keluar. Inilah yang menimbulkan persoalan penurunan tanah.

Pengambilan air sumur dalam melewati berbagai tahapan penelitian. Salah satunya dengan teknik geolistrik. Itu adalah metode geofisika yang digunakan untuk menentukan kedalaman, jenis batuan, dan kedalaman air tanah.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Sunarto, Jenderal UMKM Ponorogo (14)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Program Sate Kopok Lahirkan UMKM (13)

Air diambil setelah melewati lapisan kedap air. Sehingga tidak menyebabkan dampak lingkungan. ”Dalamnya bervariasi. Ada yang 150 meter. Ada juga yang sampai 200 meter,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: