Finalis Babinsa Inspiratif Kategori Kesehatan Andalkan Stunting dan Pengobatan Gratis

Finalis Babinsa Inspiratif Kategori Kesehatan Andalkan Stunting dan Pengobatan Gratis

Serka Izza Elmy dari Kodim Gresik dengan program makanan siap makan dan ramah anak stunting.- Moch Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Stunting memang masalah nasional. Termasuk Jawa Timur. Banyak pihak yang berusaha mengentasnya. Termasuk anggaran negara pun dikeluarkan. Ini pula yang menjadi sasaran pengabdian babinsa inspiratif Brawijaya Awards kategori kesehatan. Kendati tetap ada pengabdian lain yaitu khitan dan pengobatan gratis.

Lima finalis babinsa inspiratif kategori kesehatan adalah Pelda Dharma Indarto Yogo, S. Kep Ners dari Kodim Blitar, Serda Anwar dari Kodim Tulungagung, Serka Tri Suharyono, S kep NS dari Kodim Bondowoso, Koptu Adi Wijaya dari Kodim Bangkalan, dan Serka Izza Elmy dari Kodim Gresik.

Salah satunya dilakukan Pelda Dharma Indarto Yogo. Sebagai babinsa yang berlatar belakang sekolah keperawatan, Dharma kerap memberikan sosialisasi tentang kesehatan. Ia juga sering membantu kegiatan posyandu.


Pelda Dharma Indarto Yogo s Kep Ners dari Kodim Blitar saat memberikan penyuluhan kesehatan.-Elvina Talita-

Seperti saat tim 2 mendatanginya di desa Kemloko Blitar. Di Balai desa, ia memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu di sana. Saat itu materi yang dibagikannya terkait stunting. “Masalah stunting sangat sensitif. Kebanyakan orang tua tidak bisa menerima jika anaknya dikatakan stunting. Untuk itu, kita perlu pendekatan yang baik. Malah ada beberapa kasus stunting dari keluarga berkecukupan,” ujar Dharma.

Menurutnya, stunting pada keluarga ekonomi mampu disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak. Tidak memperhatikan kandungan gizi pada makanan anaknya. Karena kesibukan, akhirnya anak dititipkan kepada nenek atau tantenya. Sehingga makanannya sembarangan. “Maka perlunya pengetahuan tentang gizi pada masyarakat,” paparnya.

Sama dengan Pelda Dharma, Serda Anwar adalah bintara yang juga punya latar belakang pendidikan kesehatan dan keperawatan. Karena itu, dalam bidang kesehatan, Anwar melakukan banyak hal. Ia bertugas di Koramil 0807/13 Kauman. ’’Saya bisa mengkhitan,’’ ujar Anwar saat didatangi tim 2 ke tempatnya bertugas.

Layanan khitannya  untuk orang yang tidak mampu. Anwar juga mengaktifkan posyandu balita hingga posyandu lansia. Untuk anak-anak stunting, menurutnya di sana jumlahnya hanya sedikit.


Serda Anwar Babinsa dari Kodim Tulungagung saat penyuluhan kesehatan.-Elvina Talita-

“Justru di sini yang lebih banyak Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Jumlahnya sampai 15 orang. Sedangkan stunting hanya ada dua kasus,” terangnya. 

Tidak heran jika di tempatnya ada juga Posyandu Jiwa.

Beda lagi dengan latar belakang pengabdian Serka Tri Suharyono di bidang kesehatan. Dia punya nadzar jika ia selamat dan diberikan panjang umur, dia akan pergunakan hidupnya untuk hal yang bermanfaat bagi orang lain. 

Tahun 2000 saat bertugas dalam operasi melawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Tri sempat tertembak di perut dan kaki. Beruntung ia masih selamat. 


Serka Tri Suharyono, S. Kep. Ns mengecek tekanan darah Toyib, warga Desa Cindoko di Desa Cindoko, Kecamatan Tapen, Bondowoso, Kamis (18/05/2023).-Syahrul Rozak Yahya-

Tri pun melaksanakan janjinya ketika sudah kembali ke Jawa. Pada tahun 2008 ia mengambil sekolah D3 keperawatan di akper lumajang.  Setelah mengantongi gelar D3 dan menjadi bintara, Tri dipindah ke Desa Cindogo, Tapen, Bondowoso. 

Di sinilah Tri membuka praktek pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar desanya.  "Turun salat Subuh, jam 5 pagi saya buka praktek. Jam 7 saya tutup dan berangkat dinas. Pulang dinas jam 7 malam saya buka lagi. Kuat-kuatan sama pasien sampai jam berapa," tutur Tri. 

Sumber: