Keringnya Bulan Juni dan Juli Puncak Kemarau di Indonesia. Curah Hujan Kurang dari 20 MM Dari Jogja Hingga Madura

Keringnya Bulan Juni dan Juli Puncak Kemarau di Indonesia. Curah Hujan Kurang dari 20 MM Dari Jogja Hingga Madura

Ratusan hektar sawah terancam puso karena dampak El Nino-Ilustrasi/AFP-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Bulan Juni dan Juli akan menjadi bulan yang panas dan kering bagi sebagian warga Pulau Jawa bagian Timur. 

Analisis curah hujan bulanan dari BMKG pada bulan Juni menunjukkan wilayah Mataraman yang meliputi Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur bagian barat dan tengah bakal mengalami seretnya curah hujan. 

Wilayah Pulau Jawa dari Yogyakarta hingga Madura diprediksi memiliki curah hujan terendah 0 hingga 20 mm. Hanya sebagian wilayah Prigen, Malang Selatan dan Lumajang yang curah hujannya sedikit membaik, yakni 20 hingga 50 mm. 

BACA JUGA:Empat Anak Ditemukan Pasca 40 Hari Kecelakaan Pesawat di Hutan Kolombia, Termasuk Bayi Satu Tahun

BACA JUGA:Kualat! Mobil Google Street View Nyasar di Kebun Tebu di Malang

Sementara kondisi lebih baik dialami oleh wilayah kaki gunung Raung-Ijen (Jember dan Banyuwangi bagian selatan) dengan curah hujan hingga 100 mm. 

Sementara dilihat dari hari tanpa hujan (HTH), Pulau Jawa juga rata-rata mengalami HTH panjang yakni mulai 21 hingga 60 hari tanpa hujan

Plt Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG, Fachri Rajab mengatakan bahwa beberapa provinsi akan mengalami curah hujan yang sangat rendah yaitu kurang dari 20 mm/bulan meliputi Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT.

BACA JUGA:Pembunuhan Angelina, Mengapa Cinta Terlarang Bisa Terjadi?

BACA JUGA:Maling Apes! Curhat Habis Ditipu Teman Sesama Maling, Ternyata yang Dicurhati Intel Polisi

Hasil pemantauan BMKG terhadap 699 Zona Musim (ZOM) hingga akhir Mei 2023, menunjukkan bahwa sebanyak 28 persen (194 ZOM) di wilayah Indonesia sudah masuk periode Musim kemarau dan 56 persen wilayah lainnya (392 ZOM) masih mengalami Musim hujan. 

"Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan bulan Juli, Agustus, dan September 2023, yaitu sebanyak 582 ZOM (83 persen) dibandingkan dengan normal, Puncak Musim Kemarau 2023 diprakirakan sama pada 390 ZOM (55,8 persen), maju pada 174 ZOM (24,9 persen), dan MUNDUR sebanyak pada 135 ZOM (19,3 persen)," terang Fahri.(*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: