Nongkrong di Ruang Kerja Bupati Ponorogo yang Berwujud Warung Angkringan

Nongkrong di Ruang Kerja Bupati Ponorogo yang Berwujud Warung Angkringan

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (kanan) bersama CEO Harian Disway Tomy Gutomo di ruang kerjanya di lantai 2 Gedung Pemkab Ponorogo, 27 Juni 2023. -Foto: Doan Widhiandono-

Ruang kerja Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko cukup unik. Tidak seperti ruang kerja pejabat yang aristokrat formal. Bentuknya malah seperti warung kopi. Seperti kedai angkringan yang hangat dan terbuka.

NGOBROL di warung kopi, sentil sana dan sini. Terdengar suara rakyat kecil, bukannya mau usil…

Penggalan lagu yang dipopulerkan Warkop DKI itu pas betul dengan spirit Sugiri Sancoko. Hari itu, Selasa, 27 Juni 2023, ia menerima tim Harian Disway di ruang kerjanya yang terletak di lantai 2 gedung Pemkab Ponorogo.

Ruang kerja itu unik betul. Dindingnya gedek. Anyaman bambu. Dipadukan dengan gebyok, partisi kayu yang dulu menjadi pelengkap rumah-rumah khas Jawa. Di atas gebyok itu, mepet dengan langit-langit, ada kain batik yang menjadi pemanis.

Tetapi, memang kurang lengkap kalau hanya menyebut ruang kerja itu sebagai tempat yang njawani. Lebih tepatnya, ruang yang merakyat.

Betapa tidak, di salah satu bagiannya ada satu rombong angkringan. Komplet. Termasuk kaleng kerupuk dan cangkir-cangkir besi blirik. Plus rokok-rokok lawas yang kini telah sangat langka.

BACA JUGA : Geliat Bangun Kota Reog: Harmoni Sugiri-Lisdyarita Membangun Peradaban (30)

BACA JUGA : Geliat Bangun Kota Reog: Cegah Bumi Ponorogo Tenggelam (18)

Jadi, itu ruang kerja bupati atau warung angkringan? Warung kopi? ’’Ya, di sini kan pasti akan memunculkan kejujuran. Ngopi. Akan muncul ide. Orang-orang dalam posisi setara,’’ ucap Sugiri yang akrab dipanggil sebagai Kang Bupati atau Kang Giri tersebut.

Alasan itulah yang menyebabkan Kang Giri menyulap ruang kerjanya menjadi sebuah warkop. Agar ia bisa egaliter dengan siapa pun. Bisa setara. Sebab, pada dasarnya, Kang Giri memang wong cilik. Seperti ungkapan yang ditulis di akun Instagram-nya. Ngrumangsani wong cilik, panggah ngabekti marang wong cilik. Ia selalu merasa sebagai orang kecil yang harus selalu berbakti kepada orang kecil. Semuanya kagem (untuk, Red) #PonorogoHebat.

Maka, ia pun merenovasi ruang kerja tersebut. Dalam waktu dua bulan. Padahal, kantor yang lama bukannya jelek.


Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan tim Harian DIsway di angkringan di dalam ruang kerjanya. -Foto: Pemkab Ponorogo-

Ya, ruang kerjanya yang lama adalah sebuah ruang yang formal. Khas ruang kerja pejabat. ’’Bentuknya kolonial. Aslinya kolonial,’’ ucap lelaki kelahiran 26 Februari 1971 tersebut.

Ruang itu ada di gedung Pemkab Ponorogo yang cukup megah. Delapan lantai. Kukuh. Dengan kubah di puncaknya. Itulah gedung warisan mantan Bupati Markum Singodimedjo yang menjabat pada 1994-2004.

Jejak gaya kolonial pada ruang kerja Sugiri sejatinya masih ada. Misalnya pada lampunya. Atau langit-langit yang berlevel dengan hiasan lampu ambience. Juga wallpaper krem yang menempel pada dinding yang kukuh. Di salah satu bagian gebyok yang terbuka, wallpaper itu masih menampakkan dirinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: