Gunung Ijen Jadi Geopark
Para pengunjung yang menikmati keindahan kawah Ijen yang masuk dalam Global Geopark dari UNESCO, Sabtu, 8 Juli 2023. -Michael Fredy Yacob-
BONDOWOSO, HARIAN DISWAY- TETESAN hujan tak menghalangi para pendaki untuk melanjutkan perjalanannya. Mereka berasal dari berbagai daerah dan berbagai negara. Jas hujan menjadi satu-satunya cara agar pendakian mereka tak terhenti. Tujuan mereka hanya satu: melihat lukisan alam yang dipamerkan di kawah Ijen.
Sebenarnya, rintik hujan itu sudah mematahkan semangat mereka untuk melihat bluefire. Untuk bisa melihatnya, pengunjung harus sampai puncak ketika matahari belum terbit. Serta, saat tidak hujan. "Musim kemarau ini paling bagus untuk lihat bluefire. Tapi malah hujan," kata M Rido'i, salah satu pendaki, Sabtu, 8 Juli 2023.
Namun, ia tetap melanjutkan perjalanannya bersama rombongannya dari Surabaya: Pokja Jurnalis Grahadi. Rombongan itu mulai berjalan pukul 04.15. Sekitar pukul 06.00 mereka sudah sampai dipuncak. Jarak yang ditempuh 3,4 kilometer. "Standar perjalanannya dua jam. Tapi kalau santai banget, ya bisa tiga jam perjalanan," ungkapnya.
Bagi pendaki yang tidak sanggup untuk mendaki, tapi ingin melihat keindahan kawah Ijen, masyarakat lokal di sana juga menyediakan ojek. Bukan dari motor. Tapi dari gerobak. Untuk pendakian, biasanya, ada tiga sampai empat orang yang bekerja. Satu orang berperan sebagai pendorong gerobak, sisanya menarik gerobak tersebut.
Salah satunya adalah Sutomo. Warga setempat ini membuka jasa ojek dorong itu. Biasanya untuk satu paket: naik dan turun, ia kenakan biaya Rp 1,5 juta. Tapi, harga itu akan berubah. Tergantung jumlah orang yang berperan dalam pekerjaan itu. "Kalau turun, cuma sendirian. Kalau nanjak itu harus ramai-ramai," ungkap pria yang juga bekerja penambang belerang itu.
Ketua Tim Pengelola Ijen Geopark M. Yasin mengatakan, Gunung Ijen sudah ditetapkan sebagai Geopark. Penetapan itu diumumkan Unesco Global Geopark (UGGp) saat agenda 216th Session of the Executive Board, di Markas UNESCO, Paris, Prancis, Rabu, 24 Mei 2023.
"Penyerahan sertifikatnya akan dilaksanakan nanti pada September 2023 di Maroko. Dalam pertemuan itu, UNESCO mengundang perwakilan geopark di dunia untuk hadir dalam acara tersebut. Proses penilaiannya ini cukup panjang. Mulai Juli 2020," ungapnya.
BACA JUGA:Rute Jadi 100 Km, Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2022 Finis di Gantasan
Karena itu, ia berupaya meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana serta infrastruktur. "Ini juga sudah masuk dalam salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Agar kita mengembangkan sekitar wilayah Ijen untuk pengembangan pariwisata ini dengan sarana prasarana, utamanya adalah infrastruktur," katanya.
Ketua Tim Teknis Geopark Ijen Abdillah Baraas menambahkan, ada dua keunikan dan keunggulan yang dimiliki Geopark Ijen. Itu tidak dimiiki gunung lain di Dunia. Antara lain, terdapat fenomena bluefire atau api biru yang hanya ada dua di dunia. Yakni di Banyuwangi dan Islandia.
Yang kedua adalah danau dengan kadar keasaman yang tertinggi didunia. Sehingga memiliki warna biru yang indah ketika dilihat dari ketinggian. Didukung potensi keindahan sisa letusan Geologi, keberadaan flora fauna endemik, dan budaya lokal dapat menyerap banyak wisatawan.
"Namun terpenting, kita harus melakukan mitigasi bencana. Terutama kepada pengunjung. Kalau penambang blerang, sudah sangat memahami apa yang harus mereka lakukan ketika ada sesuatu yang berbahaya," ucapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: