Xi Jinping Serukan Penanganan Banjir di Tiongkok, Ribuan Orang Dievakuasi
Reporter:
Rafilah Munika|
Editor:
Doan Widhiandono|
Kamis 03-08-2023,18:21 WIB
Salah satu distrik di Beijing yang porak-poranda setelah diterjang banjir, Kamis, 3 Agustus 2023.-JADE GAO-AFP-
BEIJING, HARIAN DISWAY – Wilayah utara Tiongkok dilanda banjir hebat setelah hujan deras mengguyur ibu kota dan sekitarnya selama beberapa hari terakhir. Jalanan berubah menjadi sungai cokelat. Warga panik dan terjebak dalam situasi yang menganjam jiwa.
Tidak tinggal diam, pemerintah Tiongkok menyusun rencana tanggap darurat. Tim penyelamat dikerahkan untuk memberikan bantuan dan proses evakuasi bagi korban bencana. Misi penyelamatan itu menjadi lebih mendesak karena tak sedikit nyawa yang terancam oleh amukan badai kali ini.
Badan Meteorologi Beijing mencatat bahwa hujan lebat yang terjadi baru-baru ini merupakan yang terparah dalam 140 tahun terakhir. "Volume curah hujan tertinggi yang tercatat selama badai kali ini adalah 744,8 milimeter dan terjadi di Waduk Wangjiayuan, Changping," ungkap badan itu.
Rekor sebelumnya yang mencatatkan curah hujan 609 milimeter terjadi pada 1891. Rekor itu pun patah.
Kantor berita pemerintah melaporkan bahwa dengan berkurangnya curah hujan, fokus bantuan beralih ke proses evakuasi dan membersihkan puing-puing bencana. Ratusan penyelamat dari Palang Merah Tiongkok dikirim ke wilayah terdampak.
Dalam balutan helm dan baju terusan merah-biru, para penyelamat berangkat dengan perahu untuk mengantarkan mi instan, roti, dan air minum bagi warga yang terisolasi akibat banjir. Dalam situasi tanpa listrik dan sinyal ponsel, mereka tetap gigih dalam misi penyelamatan tersebut.
Salah seorang kepala tim penyelamat, Zhou Libin, 41, menceritakan tentang upaya mereka di daerah Zhuozhou di provinsi Hebei, dekat Beijing. "Evakuasi warga dimulai pukul 15.00, Selasa 1 Agustus 2023, karena debit air relatif tinggi. Sekitar seribu orang telah dievakuasi sejauh ini. Yang tersisa hanya beberapa orang tua yang sulit dipindahkan. Kami masih berkoordinasi untuk membantu mereka," ungkapnya.
Pada Rabu pagi, 2 Agustus 2023, pihak berwenang Beijing mencabut peringatan merah untuk banjir karena aliran air di sungai-sungai besar telah kembali ke level aman. Meskipun demikian, pemerintah Tiongkok tetap mewaspadai kedatangan topan Khanun yang telah mendekati pantai timur. Topan itu menjadi badai keenam yang akan melanda negara tersebut tahun ini.
Bencana banjir ini menjadi momentum bagi pemerintah Tiongkok untuk bersatu dalam menyelamatkan warganya. Presiden Xi Jinping secara langsung menyerukan segala upaya untuk menyelamatkan mereka yang "hilang atau terjebak" oleh bencana alam. Menurut Xi, semangat dan kerja sama dari semua lapisan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan alam yang datang dengan tiba-tiba. (Rafilah Munika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: