Konsumsi Minuman Berpemanis, Pemicu Diabetes di Indonesia
Ilustrasi minuman berpemanis--pixabay
HARIAN DISWAY - Konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan bisa menjadi sumber berbagai masalah kesehatan, termasuk meningkatnya tren diabetes dan obesitas.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa sekitar 47,9 juta orang Indonesia terbiasa mengkonsumsi gula berlebih setiap harinya.
Dari data Studi Diet Total (SDT) untuk Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia pada 2014 menggambarkan juga bahwa minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) masih telah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia bahkan sejak usia belia.
BACA JUGA:Penderita Diabetes Indonesia Meroket Sepuluh Tahun Terakhir, Bisa Sampai 28 Juta pada Tahun 2045
Dari data SDT, kelompok usia 0 hingga 59 bulan atau sekitar 4 tahun telah mengkonsumsi hingga 30,7 ml per orang per harinya.
Sementara usia 5 hingga 12 tahun mengkonsumsi hingga 49,6 ml per orang per harinya.
Kemudian usia 13 hingga 18 tahun mengkonsumsi sebanyak 39 ml per orang per hari.
Yoga menyebut data lain menunjukkan Indonesia menempati posisi ketiga dalam konsumsi minuman berpemanis di Asia Tenggara. Dengan jumlah konsumsi sebanyak total 20,23 liter per orang per tahun.
BACA JUGA:Kombucha Bisa Mengontrol Gula Darah Pada Diabetes Tipe 2
“Di sisi lain, juga ada kecenderungan kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia terjadi pada kelompok masyarakat miskin dan perdesaan, termasuk di daerah dengan tingkat tengkes (stunting,Red) yang tinggi,” jelas Yoga.
Gula, garam, dan lemak yang dikonsumsi masyarakat kata Yoga menimbulkan ketergantungan dan menurunkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, seperti sayuran dan buah-buahan.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: