Patriot Tiga Pilar Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan: Kampung Rebana Klasik dan Aplikasi Keamanan untuk Warga
TIGA PILAR Kelurahan Ploso, Pacitan, Lurah Aswin Rikha Wijaya, Babinsa Serda Wahyudi, dan Bhabinkamtibmas Bripka Rio Indrajaya usai menerima penghargaan yang diberikan Irwasda Polda Jatim Kombes M Aris..-Julian Romadhon-
Sama seperti tiga pilar yang melalui jalur berliku hingga ke Surabaya dan meraih penghargaan, tim juri pun begitu. Pengalaman naik-turun meliuk-liuk itu terbayar oleh keindahan Desa Ploso, sekaligus inovasi-inovasinya. Warga pun kompak dan menyatu. Bersama tiga pilar, mereka seakan tanpa sekat. Melebur tak berjarak.
Lingkungan Desa Ploso yang bersih dan asri. Sebab, sampah warga telah teratasi dengan program Bajak Pasah atau Bayar Pajak Pakai Sampah. Linmas pun bekerja dengan baik hingga desa tersebut aman tenteram. Bahkan tak ada kasus kriminal alias nol persen. Kalau pun ada, hanya tindakan sepele. Yakni pencurian sampah demi mencari keuntungan.
Bayangkan, kasus pencurian sampah. Jika itu terjadi di kota besar, korbannya justru bersyukur. Tapi itu pun telah diselesaikan oleh pihak Kelurahan Ploso dan para pengelola Bank Sampah. Mereka memberi semacam nota bernomor untuk mengidentifikasi tiap pemilik sampah.
Jumlah siskamling di Kelurahan Ploso pun terbanyak se-Kota Pacitan. Dari 36 RT, mereka telah memiliki 35 Poskamling. Tinggal satu Poskamling lagi yang hendak dibangun. Kelurahan Ploso pun memiliki tempat wisata yang menawan. Salah satunya, Pantai Pancer Dor.
Di tengah pepohonan dan udara pantai yang sejuk, tiga pilar bersama tim juri duduk sembari memandang sunset yang merekah. Saat itu Lurah Aswin menyeduh kopi hitamnya. Kemudian menyampaikan program yang sedang dikembangkan. Membuat inovasi pelayanan jemput bola.
Misalnya, jika ada warga yang berduka karena salah satu keluarga atau kerabatnya meninggal, pihak kelurahan akan datang menguruskan surat-surat kematian. "Tentu kami bekerja sama dengan Dukcapil terkait pemangkasan regulasi. Terutama dalam hal administrasi surat-menyurat agar tidak tumpang tindih," ujarnya.
Kemudian, ke depan tiga pilar akan merilis Kelurahan Ploso sebagai Kampung Rebana Klasik. Bagi mereka, adanya grup rebana klasik di tiap lingkungan RW dapat mempererat tali silaturahmi, menumbuhkan kreativitas warga terutama para ibu. Pun, meningkatkan religiusitas masyarakat. "Kalau ada aktivitas positif seperti itu, apalagi yang bertema religi, ibu-ibu bisa terhindar dari kebiasaan ngerumpi," katanya, kemudian tertawa.
Untuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas, usai Awarding Patriot Jawi Wetan, keduanya menyebut bahwa saat ini sedang mengembangkan aplikasi terkait keamanan dan urusan pertanahan. "Aplikasi itu dapat dimiliki warga Kelurahan Ploso. Registrasinya melalui KK dan KTP. Intinya, aplikasi itu dapat semakin memudahkan masyarakat serta memudahkan koordinasi di antara kami," ujar Serda Wahyudi.
Program-program itu telah berjalan secara bertahap. Namun, menurut Lurah Aswin, untuk merilisnya, ketiga pilar masih ingin mengkaji lebih dalam. "Kami targetkan bisa dirilis tahun depan. Untuk masyarakat yang lebih baik dan lebih guyub," pungkasnya.
Ketiganya berharap Kelurahan Ploso dapat menjadi role model bagi kelurahan-kelurahan lain di Jawa Timur. Bahkan nasional. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: