Jangan Ambil Bumi Berlebihan, Pesan Miki Agus Prasetyo dalam Pameran Tunggal In The Name of Earth

Jangan Ambil Bumi Berlebihan, Pesan Miki Agus Prasetyo dalam Pameran Tunggal In The Name of Earth

Dua pengunjung pameran berupaya memahami cara Miki Agus Prasetyo dalam menyajikan masalah lingkungan yang membuatnya gelisah salah satunya terpajang di sebelah paling kiri berjudul Transisi. -Ahmad Rijaluddin-

Pada semua karya, kayu dan kain katun menjadi media lukis Miki. Khasnya adalah penggunaan teknik batik. Namun, saat melihat lukisannya, semua orang mungkin bertanya; “batiknya di bagian mana ya?”

Pertanyaan yang kerap muncul itu tak salah. Mengingat pemahaman orang selama ini tentang batik adalah motif dan corak khas dari daerah tertentu. Literasi tentang batik tampaknya harus lebih digalakkan lagi.

Menurut Miki, memang kita tidak akan mendapatkan batik yang kita lihat pada umumnya. Karena bagi Miki, batik itu teknik. “Kalau kawung, parang, itu motif. Nah, semua yang di sini motif ciptaan saya sendiri,” katanya. 

Ia memberikan ringing alias titik putih pada tepian gambar untuk tidak menghilangkan kesan murni batiknya. Dari kuas dan canting yang menjadi alat utama pria yang memulai berkarya sejak 2000, Miki telah menghasilkan banyak karya yang berkesan.

Salah satunya pada 2019. Saat tahun pertama Covid-19 menyerang, terjadilah krisis kekurangan masker. Tapi, begitu semua kalangan sudah mendapatkannya, sampah masker ternyata menjadi masalah. 
Jepretan kamera pengunjung pada lukisan Mas Ker yang menyentil sampah masker yang ternyata menjadi masalah sebagai limbah. -Ahmad Rijaluddin-

Dari situ Miki terinspirasi membuat karya dengan media kain katun. Gambaran krisis lingkungan karena limbah masker yang kurang bisa dikelola. Judulnya Mas Ker. Miki membuat itu sebagai momentum yang tidak ingin dia lupakan. 

Terlihat lukisan letusan gunung dengan lava yang menyembur. Didampingi ikon virus Covid-19 yang berlatar warna bendera Indonesia dengan beberapa kerumunan yang berebut masker. 

Selain pameran, Miki juga menggelar workshop batik pada 28 September 2023. Ia mengajarkan teknik batik pada lukisan. Dengan target peserta muda dalam tema Maknai Batik dengan Spirit Muda.

BACA JUGA: Buka Pameran Lukisan Perdana, Perupa Hence Virgorina Lakukan Performance Art diiringi Musik dan Tari

“Saya mengajak anak-anak muda untuk bebas mengekspresikan batik tanpa harus berpacu pada pemahaman dasar. Berharap generasi penerus lebih berani untuk berinisiatif,” katanya.

Hasil karya lukisan batik yang terpilih bakal dipamerkan bersama komunitas yang Miki geluti, ArtKrobatik. Kebetulan pas dengan momen Hari Batik Nasional yang diperingati 2 Oktober nanti.

Sebagai pelukis dan aktivis lingkungan, lewat In The Name of Earth, Miki ingin menyuarakan keresahannya lewat visualisasi karyanya. “Milik bumi itu bisa kamu ambil apa saja, asal jangan berlebihan,” pesannya. (Heti Palestina Yunani-Wafiqul Azizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: