Serangan Kejutan Hamas ke Israel, Mengulang Perang Yom Kippur

Serangan Kejutan Hamas ke Israel, Mengulang Perang Yom Kippur

Hamas memberikan serangan kejutan ke Israel. Peristiwa serupa pernah terjadi sejak 50 tahun yang lalu dalam Perang Yom Kippur.-Mohammed Salem-Reuters

HARIAN DISWAY -Kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel secara mendadak, Sabtu, 7 Oktober 2023. Israel digempur dari darat, udara, dan laut.

"Serangan yang melibatkan elemen kejutan dan strategi gabungan itu, menunjukkan keberanian rakyat Palestina melawan penjajah," menurut pernyataan Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dilansir dari ISNA.

Respon Israel terhadap serangan ini sangat keras. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah untuk membalas serangan ini dengan ganas dan bersiap menghadapi konflik yang mungkin berlangsung dalam jangka waktu panjang dan sulit.

BACA JUGA:Ali Barakeh: Palestina Siap Hadapi Segala Macam Skenario Perang

BACA JUGA:Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bakal Bertemu Vladimir Putin, Begini Sikap Rusia

Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan pernyataan resmi pemerintah Israel untuk memulai perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas.


Suasana Perang Enam Hari tahun 1967. Perang tersebut memicu adanya Perang Yom Kippur antara Israel dan negara Arab lainnya terutama Mesir dan Suriah.--Britannica

Perang Yom Kippur: Serangan Kejutan untuk Israel

Serangan itu membangkitkan kenangan tentang Perang Yom Kippur pada tahun 1973, yang merupakan perang antara Israel dengan negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Perang tersebut terjadi 6 hingga 26 Oktober 1973 dengan serangan awal yang mengejutkan Israel.

Perang Yom Kippur dipicu oleh kerugian yang diderita oleh negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Israel berhasil menguasai wilayah yang lebih besar, termasuk Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan.

BACA JUGA:Statemen Presiden Jokowi Tentang Perang Israel -Hamas: Sumbernya adalah Pendudukan Israel, Segera Selesaikan!

BACA JUGA:Daftar Warga Negara Asing yang Jadi Korban Perang Israel-Hamas

Pada tahun 1970, Presiden Mesir Anwar el-Sadat merasa terpukul dengan situasi ekonomi negaranya dan kesulitan untuk melanjutkan perang melawan Israel.

Sadat memiliki niatan untuk mencapai perdamaian dan pemulihan Semenanjung Sinai, tetapi kemungkinan mencapai perdamaian menguntungkan Mesir sangatlah kecil setelah kekalahan telak dalam Perang Enam Hari.

Sadat merancang rencana untuk melancarkan serangan terhadap Israel sekali lagi.

Pada tahun 1972, Mesir mengusir penasihat Soviet dan membuka hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat, sekutu utama Israel, dengan harapan melibatkan Amerika Serikat sebagai mediator perdamaian di masa mendatang.

Pada bulan Januari 1973, Mesir dan Suriah menandatangani perjanjian rahasia untuk menyatukan pasukan mereka di bawah satu komando.

Mereka memutuskan untuk melancarkan serangan mendadak pada hari raya keagamaan Yom Kippur, yang merupakan hari di mana tidak ada siaran radio atau televisi, toko-toko tutup, dan transportasi dihentikan.

Pada pukul 14.00, pada hari Sabtu, 6 Oktober 1973, pasukan Mesir dan Suriah memulai serangan dua front ke Israel.

Mesir menyerang dari selatan, fokusnya adalah Semenanjung Sinai, sementara Suriah menyerang dari utara, menargetkan Dataran Tinggi Golan.


Denah Perang Yom Kippur front Utara antara Suriah dan Israel di Dataran Tinggi Golan.--Jewish Virtual Library

Pasukan Arab, dilengkapi dengan senjata canggih dari Uni Soviet, berhasil merebut wilayah-wilayah strategis Israel.

Namun, Israel tidak menyerah begitu saja. Dalam waktu kurang dari 24 jam, Israel menggerakkan dua divisi lapis baja, mengubah kemajuan pasukan Arab menjadi kemunduran.

Pada tanggal 16 Oktober 1973, hanya 10 hari setelah dimulainya perang, pasukan Israel di bawah komando Ariel Sharon berhasil menembus garis pertahanan Mesir dan Suriah. Mereka bahkan berhasil merebut kembali wilayah yang hilang dari tangan Suriah.

BACA JUGA:Ketum PBNU Desak Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas: Seruan Keagamaan Jangan Digunakan Untuk Permusuhan

BACA JUGA:Iran Dituduh Jadi Beking Serangan Hamas ke Israel, Begini Tanggapan Mereka

Israel juga mencapai kemajuan signifikan di front Mesir. Pasukan terjun payung Israel menyelinap melintasi Terusan Suez, mendirikan jembatan, dan pada tanggal 18 Oktober, mereka bergerak menuju Kairo dengan sedikit perlawanan.


Sebuah tank dengan bendera Israel di atasnya dalam Perang Yom Kippur, perang antara Israel dan negara Arab lainnya terutama Mesir dan Suriah.-Nathan Fendrich-Israel National Library

Di waktu yang bersamaan, pasukan Israel mendekati Damaskus, meskipun Perdana Menteri Meir Israel memutuskan untuk tidak melanjutkan serangan hingga ke Damaskus.

Pada tanggal 22 Oktober, Israel berhasil merebut kembali Dataran Tinggi Golan, mengubah dinamika perang secara signifikan dan mendesak Mesir dan Suriah ke jalan buntu.

Pada tanggal 22 Oktober, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Resolusi 338 yang menyerukan penghentian pertempuran, meskipun pertempuran berlanjut beberapa hari setelahnya. Dengan meningkatnya tekanan internasional, perang akhirnya berakhir pada tanggal 26 Oktober 1973.

Pada tanggal 26 Maret 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian permanen, menandai akhir dari konflik di antara mereka.

Namun, Suriah dan negara-negara Arab lainnya menghadapi kekalahan dan ketegangan di Liga Arab mencapai puncaknya ketika Mesir dikeluarkan dari keanggotaannya pada tahun 1979. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: