Para Tuna Netra Serentak Membaca Alquran di Jalan Tunjungan: Yang Difabel Saja Mau Membaca, Kenapa Yang Normal Tidak?

Para Tuna Netra Serentak Membaca Alquran di Jalan Tunjungan: Yang Difabel Saja Mau Membaca, Kenapa Yang Normal Tidak?

Para penyandang tunanetra dari Kawan Netra membaca Alquran di Jalan Tunjungan, Surabaya, Sabtu, 21 Oktober 2021-Julian Romadhon - Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebanyak 27 penyandang tunanetra membaca Alquran braille di Jalan Tunjungan SURABAYA, Sabtu 21 Oktober 2023. Mereka dari komunitas Kawan Netra SURABAYA.

Lantunan ayat-ayat Alquran terdengar sepanjang jalan Tunjungan. Ayat-ayat suci itu dibaca oleh 27 penyandang tuna netra. Mereka juga didampingi oleh 17 orang pendamping.


Peserta tunanetra baca Alquran di Jalan Tunjungan, Surabaya, Sabtu, 21 Oktober 2023-Julian Romadhon - Harian Disway-

Para peserta baca Alquran braille sebagian besar adalah guru ngaji tunanetra dan santri. Kebanyakan dari mereka sudah memasuki usia senja.

BACA JUGA:Teks Sholawat Nariyah beserta Terjemahannya Untuk Istighosah Hari Santri Nasional 2023

BACA JUGA:Rangkaian Hari Santri Nasional 2023, Pembacaan 1 Miliar Sholawat Nariyah Dimulai Malam Ini

Tujuan mereka adalah untuk berdakwah. Para penyandang disabilitas itu ingin mengajak masyarakat, khususnya umat muslim, agar mau kembali membaca Alquran.

“Pesan yang ingin kami sampaikan adalah, yang difabel saja mau membaca quran, kenapa orang non difabel tidak mau membaca quran. Padahal ini adalah pedoman hidup bagi umat muslim,” ujar ketua panitia kegiatan Heri Cahyono, kepada Harian Disway, Sabtu 21 Oktober 2023.

Selain itu, merek juga ingin mengajak masyarakat untuk bergotong royong mendukung program pembelajaran baca Alquran bagi tunanetra. Karena masih banyak penyandang tuna netra yang belum bisa membaca Alquran.

BACA JUGA:Indonesia Dapat Kuota Haji Tambahan 20.000 Orang, Menag: Harus Disiapkan Dengan Baik

BACA JUGA:Hari Santri 2023: Jalan Sehat untuk Mengenang Resolusi Jihad

“Kami ini setiap harinya mengajari kawan-kawan tunanetra untuk belajar membaca quran braille dari nol,” ungkap Heri.

Dukungan yang dimaksud oleh Heri adalah dukungan berupa sarana dan prasarana, dana, ataupun akomodasi. Sehingga program pembelajaran bisa berlangsung dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini terbagi di beberapa tempat. Di Surabaya ada 5 tempat, di Sidoarjo ada 4 tempat, di Banyuwangi dan Sumenep juga ada, sampai di Nusa Tenggara Barat ada 5 Kabupaten. Itu tentu saja memerlukan bantuan dari masyarakat untuk berpartisipasi,” papar pria yang juga tunanetra itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: