Robert Halfon: Warga Inggris yang Terjebak dan Tidak Diizinkan Bebas Sama dengan Penyanderaan Hamas

Robert Halfon: Warga Inggris yang Terjebak dan Tidak Diizinkan Bebas Sama dengan Penyanderaan Hamas

Robert Halfon mengatakan pada Senin, 30 Oktober 2023 mengenai 200 warga negara Inggris yang saat ini masih disandera oleh Hamas dan tak kunjung dibebaskan. -Sky News-

HARIAN DISWAY - Menteri Pendidikan Tinggi Inggris Robert Halfon, menyatakan bahwa 200 warga negara Inggris yang terjebak di Gaza hingga saat ini dikategorikan sebagai tawanan karena tidak dibebaskan oleh Hamas.

 

“Jika orang-orang ditahan dalam suatu tempat di luar keinginan mereka bahkan tidak diizinkan untuk pergi, itu sama halnya dengan bentuk penyanderaan,” kata Robert Halfon pada Senin, 30 Oktober 2023 pukul 07.18 waktu setempat.

 

BACA JUGA: Tolak Warga Israel, Massa Pro-Palestina Menyerbu Bandara di Makhachkala, Dagestan, Rusia

 

Halfon menyebut bahwa hal ini sebenarnya menunjukkan sifat asli Hamas dan jelas-jelas menggambarkan konflik apa yang sedang dihadapi Israel saat ini. Ia juga menjelaskan mengapa saat ini pemerintah Inggris menyatakan dukungannya kepada Israel untuk membela diri mereka.

 

BACA JUGA: Israel Nyatakan Operasi Darat di Gaza Sudah Dimulai, Pertempuran Sengit Terjadi dengan Hamas

 

“Ini jelas-jelas menunjukkan bagaimana sifat Hamas sebenarnya dan konflik apa yang sedang dihadapi oleh Israel saat ini. Itulah mengapa pemerintah setuju dan mendukung Israel bahwa mereka punya hak untuk membela diri,” ujar Halfon.

 

Sejak Minggu, 29 Oktober 2023 malam waktu setempat, penasihat keamanan nasional Joe Biden di Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan bahwa pihak Mesir dan Israel telah setuju untuk mengizinkan warga asing meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah.

 

Namun, ia mengatakan bahwa Hamas yang saat ini tengah menguasai wilayah tersebut belum menyetujui hal itu. Sekitar 200 warga negara Inggris diperkirakan hingga saat ini masih terjebak di Gaza.

 

Pada pekan lalu, Tim Perbatasan Inggris (UK Border Force) telah dikerahkan ke Mesir untuk membebaskan warga sipil Inggris di Gaza setelah penyeberangan Rafah dibuka untuk warga asing.

 

BACA JUGA: Turki Siap Umumkan Israel sebagai Penjahat Perang

 

“Mesir telah siap membiarkan warga Amerika dan warga negara lain untuk melarikan diri dari Gaza, Namun, Hamas yang mencegat kebebasan mereka. Bahkan Israel saja tidak mempermasalahkan sama sekali hal itu,” kata Sullivan.

 

Mereka yang terjebak di Gaza mengalami pemadaman komunikasi, ancaman serangan udara Israel dan kekurangan bahan makanan dan air setelah Israel memutuskan untuk memblokade layanan-layanan penting sebagai tanggapan atas serangan mematikan yang dilancarkan Hamas sejak Sabtu, 7 Oktober 2023.

 

Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf setelah mengunjungi keluarganya di sana, mengatakan kondisi mertuanya yang terjebak di Gaza saat ini harus merasakan kehabisan stok air minum.

 

BACA JUGA: Elon Musk Turun Tangan Salurkan Akses Starlink di Gaza, Israel Meradang

 

Pada akhir pekan lalu, dalam serangkaian panggilan telepon, para pemimpin dunia membahas penderitaan yang harus dialami warga asing yang hingga saat ini masih terjebak di Gaza, bersamaan dengan meningkatnya serangan darat yang dilancarkan oleh Israel.
Rishi Sunak saat menghubungi Presiden Prancis, Emmanuel Marcon pada Senin, 30 Oktober 2023 via sambungan telepon membahas rencana pembebasan warga negara sipil yang terjebak di Gaza. -Website Gov.UK-

 

Pada Senin, 30 Oktober 2023 waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sempat membahas upaya pembebasan warga negara Inggris dan Belanda di Gaza. 

 

Rishi Sunak juga diketahui mendiskusikan upaya pembebasan tersebut bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Marcon pada Minggu, 29 Oktober 2023 via sambungan telepon.

 

Upaya diplomatik terus dilakukan untuk menjamin pembebasan 220 warga sipil negara lain yang disandera Hamas. Sejauh ini hanya empat orang yang baru dibebaskan.

 

BACA JUGA: Isi Pidato Lengkap Menlu Retno Marsudi di PBB: Gunakan Hati Anda untuk Palestina!

 

Pada Selasa 24 Oktober 2023, pekan lalu, salah satu pemimpin Hamas Khaled Meshaal menjanjikan bahwa mereka semua akan dibebaskan pada kondisi dan saat yang tepat. Terutama ketika Israel mau mengurangi intensitas pengeboman di Gaza.

 

Sejak saat itu, pertempuran semakin intensif seiring dengan makin masifnya serangan darat yang dilakukan oleh Israel.
Khaled Meshaal pada Selasa 24 Oktober 2023 menjawab mengenai kapan akan dibebaskannya para sandera oleh Hamas. -Sky News-

 

Sunak juga akan menjadwalkan pertemuan darurat COBRA di Inggris pada Senin, 30 Oktober 2023 ini untuk membahas keamanan dalam negeri seiring dengan meningkatnya konflik di Gaza saat ini. 

 

Sementara itu Menteri Luar Negeri Partai Buruh David Lammy akan melawat ke Timur Tengah selama tiga hari untuk membahas krisis kemanusiaan di Gaza serta pembebasan tawanan dan de-eskalasi konflik regional. (Salsa Amalia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: