Peringatan Dies Natalis Ke-69 Universitas Airlangga: Lewat Game Building, Bangun Solidaritas

Peringatan Dies Natalis Ke-69 Universitas Airlangga: Lewat Game Building, Bangun Solidaritas

PENULIS (Bagong Suyanto) di antara peserta olimpiade game building dalam rangka Dies Natalis Ke-69 Universitas Airlangga. -Humas Unair-

Dalam sambutannya, Prof Nasih menyatakan bahwa tujuan diadakan acara game building tidak sekadar untuk merayakan dan memeriahkan Dies Natalis Universitas Airlangga, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana momen perayaan itu juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan relasi sosial yang hangat di antara seluruh warga Unair. 

BACA JUGA:Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik

BACA JUGA:Doktor Honoris Causa untuk Khofifah Indar Parawansa

Menurut rektor, acara yang diselenggarakan setahun sekali itu adalah momen yang berharga, yang harus dimanfaatkan untuk memperkuat solidaritas. Walaupun acara yang digelar perlombaan dan tentu saja di sana akan ada pemenangnya dan ada pula yang kalah, menurut rektor, bukan itu yang penting. 

Perlombaan bukanlah event untuk mencari permusuhan. Itu adalah momen bersama saat semua warga civitas academica Universitas Airlangga dapat berkesempatan mengenal satu dengan yang lain.

Dalam acara game building, sejumlah lomba yang digelar adalah estafet kelereng, susun gelas, estafet tongkat, dan color point. Lomba yang digelar sengaja dipilih lomba-lomba yang membutuhkan kerja sama tim –bukan lomba perseorangan. Ada beberapa manfaat acara game building.

BACA JUGA:Ketika Guru Besar Pintar Merasa Diperdaya

BACA JUGA:Beban Guru Besar Sekaligus Pimpinan PT

Pertama, melalui berbagai game yang digelar, diharapkan seluruh masyarakat akademik Universitas Airlangga berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan bekerja kolaboratif. Sengaja game yang dipilih adalah permainan yang melibatkan peran aktif banyak peserta lomba. 

Bukan lomba individual yang mengadu kecakapan orang per orang, melainkan lomba antartim yang membutuhkan kesediaan semua peserta untuk belajar menenggang ego diri, kemudian mau bekerja sama agar dapat memenangkan lomba.

Kedua, untuk meningkatkan intensitas komunikasi yang efektif di antara peserta lomba dan antar peserta dari tim yang lain. Meski Universitas Airlangga terdiri atas ribuan anggota civitas academica, diharapkan komunikasi antara satu dan yang lain tidak terputus. 

BACA JUGA:Puluhan Dosen FISIP Unair Healing ke Luar Negeri, Merevitalisasi Batin dan Semangat Kerja

BACA JUGA:Menjadi Guru Besar

Universitas Airlangga bukanlah lembaga yang mengembangkan insan-insan akademik yang soliter dan menutup diri satu dengan yang lain. Komunikasi terus didorong agar di antara sesama insan akademik Universitas Airlangga dapat berkembang rasa solidaritas, kerja sama, dan saling pengertian.

Ketiga, untuk mengasah kreativitas. Seluruh peserta lomba diberi keleluasaan untuk menampilkan potensi terbaiknya lewat berbagai cara. Baik itu melalui penampilan baju yang dikenakan, yel-yel dukungan yang diteriakkan, maupun kreativitas yang ditampilkan selama lomba berlangsung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: