Benjamin Netanyahu Berambisi Ambil Alih Penuh Koridor Philadephi, Zona Perbatasan Antara Gaza dan Mesir

Benjamin Netanyahu Berambisi Ambil Alih Penuh Koridor Philadephi, Zona Perbatasan Antara Gaza dan Mesir

Koridor Philadelphi, zona perbatasan antara Gaza dan Mesir yang ingin dikuasai Israel. Benjamin Netanyahu ingin menguasai zona penyangga itu berdasarkan konferensi pers pada Sabtu, 30 Desember 2023. -Hamzé Attar-X (Twitter)

HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin zona perbatasan antara Gaza dan Mesir harus berada di bawah kendali Israel. zona perbatasan atau zona penyangga itu disebut dengan Koridor Philadephi.

"Koridor Philadelphi – atau lebih tepatnya, titik penghentian selatan [Gaza] – harus berada di tangan kita. Itu harus ditutup. Jelas bahwa pengaturan lain tidak akan memastikan demiliterisasi yang kita cari," ungkap Netanyahu dalam konferensi pers pada Sabtu, 30 Desember 2023.

Pernyataan Netanyahu terkait zona penyangga itu muncul ketika dia memprediksi pasukan militer Israel akan terus menggempur Hamas di Gaza dan front pertempuran lainnya selama berbulan-bulan.

BACA JUGA: Gempa Jepang Picu Tsunami, Berkekuatan Magnitudo 7,4

Israel berencana melakukan aksi tersebut karena mereka ingin menghancurkan Hamas di Gaza. Selain itu, mereka juga ingin melakukan demiliterisasi demi mencegah insiden serupa terkait pembunuhan di daerah perbatasan dan penculikan pada serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.

"Perang berada pada puncaknya. Kami berjuang di semua lini. Mencapai kemenangan akan membutuhkan waktu. Seperti yang dikatakan kepala staf [tentara Israel], perang akan berlanjut selama berbulan-bulan lagi," kata Netanyahu.

BACA JUGA: Potret Ekosistem Pendidikan Sehat, Anies Baswedan Ungkap Bekal Berharga dari SMAN 2 Yogyakarta

Apa Itu Koridor Philadephi?

Koridor Philadelphi atau Rute Philadelphi adalah wilayah sepanjang 14 km (8,7 mil) yang mewakili keseluruhan wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Koridor Philadelphi didirikan sebagai zona penyangga yang dikendalikan oleh Israel sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Mesir pada tahun 1979. Perjanjian tersebut mengakhiri pendudukan Israel di Semenanjung Sinai dan membuka kembali Terusan Suez.

BACA JUGA: Pertemuan Kabinet Perang Israel Batal: Mau Bahas Pemerintahan Sipil Gaza Pascaperang

Tujuan pendirian koridor tersebut adalah untuk menghentikan pengiriman senjata dan material lain kepada orang-orang Palestina di Gaza. Zona perbatasan tersebut juga mencegah orang-orang berpindah antara Palestina dan Mesir tanpa pemeriksaan yang ketat.

Israel tidak kembali mengendalikan koridor tersebut ketika Israel menarik diri dari Gaza akibat tekanan internasional pada 2005.

Setelah penarikan diri Israel dari Gaza, sebuah kesepakatan memungkinkan Mesir untuk mengerahkan 750 tentara dan senjata berat untuk berpatroli dan menjaga koridor itu dari sisi Mesir, dengan tanggung jawab pihak lain diserahkan kepada Otoritas Palestina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: