Mahasiswa Belajar Bersama Komunitas
Ilustrasi mahasiswa Uniar belajar bersama komunitas.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Rektor dalam sambutannya juga mewanti-wanti agar mahasiswa berhati-hati dalam melaksanakan kegiatan BBK. Sebab, kali ini berkaitan dengan konteks tahun politik dan Pemilu 2024.
BACA JUGA: Kepahlawanan Universitas Airlangga
Selama kegiatan BBK, mahasiswa diminta rektor bersikap netral dan tidak larut dalam kegiatan yang mencerminkan pilihan calon pimpinan bangsa dan ideologi politiknya. Mahasiswa diharapkan fokus sepenuhnya pada murni aktivitas untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat.
Selama ini kegiatan BBK biasanya diekuivalenkan dengan bobot 3 SKS. Artinya, mahasiswa yang mengikuti kegiatan BBK akan dihargai sebanyak 3 SKS dan bisa dihitung bersama-sama dengan kegiatan belajar yang lain.
Minimal total untuk dapat lulus menjadi sarjana, mahasiswa diharapkan menempuh SKS minimal sebanyak 144.
BACA JUGA: Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik
Menurut rektor, ke depan jumlah dan bobot kegiatan BBK tidak harus selalu 3 SKS. Ketika mahasiswa sejak dini sudah menyiapkan proposal kegiatan dengan baik dan hal itu dilakukan di bawah bimbingan dosen pembina BBK, bukan tidak mungkin beban SKS yang diberikan tidak hanya 3 SKS, melainkan bisa 10 atau bahkan 15 SKS.
Kegiatan BBK bukanlah sekadar kegiatan wajib untuk mencari 3 SKS, melainkan ini adalah kegiatan pembelajaran yang serius. Mahasiswa selama mengikuti BBK bisa saja telah menjalani 10 SKS. Yang penting, aktivitas yang dilakukan jelas dan sesuai dengan ketentuan dalam program MBKM (Merdeka Belajar Kuliah Merdeka).
Dengan menyusun proposal, diharapkan mahasiswa tidak hanya memikirkan kepentingan program studi atau kepentingan pribadinya sendiri. Selama mengikuti kegiatan BBK, mahasiswa diharapkan selalu membuka mata hati dan sejak awal serius melaksanakan kegiatan yang multi-ilmu.
BACA JUGA: Kebanggaan Dikukuhkan sebagai Mahasiswa Baru Universitas Airlangga
Kegiatan BBK tidak harus berupa kegiatan ekonomi untuk meningkatkan penghasilan. Bisa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam BBK benar-benar terintegrasi, baik itu di bidang ekonomi, kesehatan, politik, sosial, maupun budaya.
Menempatkan kepentingan terbaik masyarakat sebelum memutuskan kegiatan apa yang perlu dilakukan mutlak perlu dilakukan para mahasiswa peserta BBK. Ketika memberikan sambutan, rektor sempat meminta beberapa mahasiswa maju untuk memaparkan rencana kerja mereka. Ada tiga mahasiswa yang dipanggil maju untuk mewakili daerah yang menjadi lokasi BBK.
Untuk mahasiswa yang lokasi BBK-nya di Kota Surabaya, menurut rencana mereka melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Di bidang kesehatan, misalnya, mahasiswa berencana untuk mengajak masyarakat terbiasa makan ikan.
BACA JUGA: Transformasi Universitas Airlangga Menuju Entrepreneurial University
Untuk mahasiswa yang lokasinya di Gresik, menurut rencana mereka fokus dalam upaya penanganan kematian ibu dan anak, pengelolaan sampah, menanam bunga rosela, membuat selai rosela, dan mengajari masyarakat serta mampu memasarkannya secara online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: