York, Kota Bersejarah di Inggris yang Serupa Yogyakarta

York, Kota Bersejarah di Inggris yang Serupa Yogyakarta

Momen berharga pada 7 Februari 2024 saat anak laki-laki saya diwisuda. Dengan bangga, saya, istri, dan anak perempuan saya foto bersama usai prosesi, di kampus University of York yang keren. -Didik-

HARIAN DISWAY - Kesempatan ke York ini pas. Salah satunya karena saya harus menghadiri wisuda anak sulung yang lulus dari Universitas of York. Berada di York, saya seperti merasakan vibe serupa dengan sebuah kota di Indonesia. 

Banyak sebab saya harus ke York. Pada November 2023 lalu, Prof Darwis Khudori, dosen di Universitas Le Havre Prancis, memberitahu saya bahwa pada Februari 2024 digelar konferensi internasional Rise of Asia.

Di forum itu, saya diminta memberikan kuliah umum di Program Master Degree of Law di Universitas Le Havre pada 13 Februari 2024. Lalu di Program Master Degree Business pada 20 Februari 2024. Selanjutnya mengikuti konferensi pada 21-23 Februari 2024.

BACA JUGA: Dari Semarang ke Gyeongju demi Suga (1): Kelar Konas Langsung Terbang ke Incheon

Agenda itu makin klop karena anak tertua saya yang lulus dari program Master Hukum (LLM) diwisuda pada 7 Februari 2024. Momen ini sangat berharga mengingat saat ia lulus S1 dari Universitas Padjajaran, saya sekeluarga hanya bisa menghadiri wisuda online.
Saya di depan The Merchant Hall (kanan). Bangunan yang menjadi daya tarik turis lokal maupun asing di York. Interior York Minister yang indah. Bangunan yang didirikan pada era ‘1200an ini menjadi terbesar kedua di Eropa Utara (kiri). -Didik-

Kebetulan per 31 Januari 2024, saya resmi pensiun setelah bekerja di SKK Migas selama sepuluh tahun terakhir. Jadi bebas untuk kapan saja pergi tanpa mengajukan cuti. Tanpa pikir panjang, saya berangkat bersama istri dan anak perempuan. Setelah itu lanjut ke Prancis untuk memenuhi undangan Prof Darwis.

Kota York ternyata cantik sekali. Ia memiliki sejarah yang penting bagi Kerajaan Inggris. York disebut-sebut sebagai salah satu inspirasi J.K. Rowling dalam menulis novel Harry Potter. Mengagumi York di depan mata, saya tak heran jika kota ini memberi banyak ide untuk Rowling.

Di York, ada peninggalan sejarah yang ikonik yakni katedral. Bangunan yang didirikan pada era ‘1200an dan baru rampung 250 tahun kemudian itu menjadi terbesar kedua di Eropa Utara. Melihat katedral yang terkenal dengan sebutan York Minster itu saya bertanya-tanya. Bagaimana ya teknologi saat itu? 

Bayangkan. Bangunan yang tingginya hingga ratusan meter itu dipenuhi ornamen logam maupun kaca hingga presisi. Jika dibuat pada zaman itu ada banyak pertanyaan yang di luar nalar saya. Di mana pabrik kacanya ya? Di mana pula pabrik besi, baja dan logam lainnya ya? 

Bangunan tinggalan masa lalu yang masih berdiri kokoh maupun yang sudah tinggal jadi reruntuhan itu di antaranya Clifford Tower. Merupakan tinggalan Romawi yang sempat hancur tetapi dipugar lagi. Bangunan yang jadi reruntuhan menjadi Museum Garden. Dulu dihancurkan oleh salah seorang Raja Inggris karena merupakan simbol/pusat kekuatan keagamaan yang berbeda aliran dengan yang dianut Kerajaan Inggris.

Dari sekian banyak bangunan megah yang jadi pusat daya tarik turis lokal maupun asing, saya paling terpesona dengan The Merchant Hall. Maklum, saya orang hukum dan orang yang tertarik dunia pendidikan sehingga tak heran bangunan itu membuat saya kepo saat melihatnya berdiri di pinggir sungai.

The Merchant Hall ini mengingatkan tentang bagaimana sejarah terbentuknya hukum dagang/perniagaan yang muncul dari praktik-praktik/kebiasaan-kebiasaaan para pedagang dari Eropa yang berdagang menyusuri sungai-sungai. Ketika mereka membawa barang-barang dagangan yang dibutuhkan masyarakat Eropa. 

Hukum-hukum yang terbentuk dari praktik-praktik perniagaan para pedagang Eropa inilah yang kemudian sekarang berkembang menjadi hukum bisnis/kontrak-kontrak bisnis yang diadopsi di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia.

Sekalipun Indonesia menganut sistem Hukum Kodifikasi Eropa Kontinental (Civil Law), tapi dalam praktik-praktik perdagangan yang subjeknya warga/badan hukum antar negara maka yang lazim dipakai adalah standar-standar kontrak yang berkembang dari sistem Common Law. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: