Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway

Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway

Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway. Mereka berfoto bersama di depan kantor media yang didirikan Dahlan Iskan tersebut.-M. Azizi Yofiansyah-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY Untuk lebih mendalami ilmu jurnalistik, para siswa SMAK St Carolus, Surabaya, berkunjung ke kantor HARIAN DISWAY, Jalan Walikota Mustajab no 76, Surabaya. Yakni, pada Senin, 26 Februari 2024.

Sebanyak 16 siswa itu belajar secara langsung bersama Doan Widhiandono, dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus 1945 yang juga Wapimred Harian Disway. Doan mengajarkan banyak hal. Mulai dasar-dasar jurnalistik, kualitas berita, berikut tahapan-tahapan wawancara.

BACA JUGA : Media Visit Smanisda ke Kantor Harian Disway: Tur Ruang Redaksi hingga Berbagi Ilmu Jurnalistik

Grace Romauli Putri, salah seorang siswa, tampak menyimak dengan serius pelajaran jurnalistik tersebut. Baginya, wawasan yang diberikan dapat bermanfaat untuknya, juga untuk mengembangkan kemampuan menulisnya.

“Sejak lama saya berminat pada dunia jurnalistik dan sastra. Kunjungan ini semakin menambah wawasan saya,” ujarnya. Grace begitu menggemari dunia tulis-menulis. Sebab, dia pernah memenangkan lomba menulis cerpen pada 2022 saat dia kelas X.

“Jurnalistik dan sastra kan saling berkaitan. Saya juga ingin mendalami dunia jurnalistik. Terutama mengetahui bagaimana menulis straight news dan features,” ungkap siswi kelas XI itu.


Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway. Mereka mendapat pembekalan dari Wapemred Doan Widhiandono.-M. Azizi Yofiansyah-Harian Disway-

Setelah mendapat pembekalan, para siswa diajak untuk melakukan liputan langsung di Balai Pemuda Surabaya. Mereka dipandu oleh Guruh Dimas Nugraha, jurnalis senior Harian Disway.

Sebagian besar siswa itu tertarik dengan dua pameran lukisan yang ada di Galeri Merah Putih dan Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS).

Di Galeri DKS terdapat pameran lukisan bertajuk Kabisat. Diikuti oleh 30 perupa. Siang itu, Budi Bi, ketua panitia pameran sedang berada di tempat. Maka siswa SMAK St Carolus pun beramai-ramai mewawancarainya.


Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway. Senta Rasya memotret lukisan saat kunjungan ke Balai Pemuda.-M. Azizi Yofiansyah-Harian Disway-

Josephine Charisa Anandya, salah seorang siswi yang mewawancarai Budi, berhasil mendapat beberapa informasi tentang Kabisat.

“Sesuai bulan Februari yang dikenal sebagai bulan kabisat. Jadi, pameran ini digelar demi menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk berkumpul dan menikmati seni di tengah kesibukan kota Surabaya,” ungkapnya.

Budi pun mengapresiasi para siswa ekstrakurikuler jurnalistik SMAK St Carolus itu. Mereka memiliki berbagai pertanyaan yang kritis. “Anak-anak SMA zaman kini banyak yang kritis. Justru itu yang membuat saya bangga. Jurnalisme jangan hanya bertanya soal-soal yang klise saja,” ujarnya.

“Misalnya tentang sebuah lukisan. Pertanyaan yang diajukan bukan tentang teknik atau maknanya saja. Tapi sudah mengarah ke konteks karya seni tersebut. Bagi saya, mereka ini berbakat jadi jurnalis,” tambah alumnus Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Surabaya itu.


Siswa SMAK St Carolus Belajar Jurnalistik di Harian Disway. Grace dan Abel mengamati lukisan karya siswa SMAK St Maria.-M. Azizi Yofiansyah-Harian Disway-

Saat sibuk melakukan wawancara, secara kebetulan hadir tiga orang suster atau biarawati dari SMAK St Maria Surabaya. Mereka adalah Sr Noorwindhi Kartika Dewi (Windhi), Sr Albertine Egong, dan Sr Sebastiana Wongso Witjoro. Ketiganya berasal dari Ordo Santa Ursula (OSU).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: