Pembangunan Karakter Prajurit TNI-AL
ILUSTRASI pembangunan karakter prajurit TNI-AL. Indonesia sebagai negara maritim memerlukan prajurit laut yang tangguh.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
INDONESIA merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang dihubungkan dengan wilayah perairan teritoral maupun yurisdiksi seluas 6,4 juta km2.
Luasnya wilayah perairan tersebut telah menempatkan Indonesia sebagai centre of gravity (CoG) dan the global supply chain system dengan segala bentuk ancaman, gangguan, dan kendala yang berdampak pada perkembangan lingkungan strategis.
Hal itu tidak lepas dari konstelasi geografis Indonesia yang memiliki empat fungsi strategis dari sea lanes of communication (SLOC). Yaitu, sebagai strategic junction pelayaran internasional, strategic fishing ground, strategic potential business, dan strategic key partner bagi negara-negara besar.
BACA JUGA: Keren, Atraksi Udara Penerbang TNI-AL Curi Perhatian Warga
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki tugas dan tanggung jawab besar untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi siapa pun yang melintas di wilayah perairan Indonesia, baik yurisdiksi maupun teritoral, yang disiapkan melalui alur laut kepulauan Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki kemampuan dan postur armada laut yang ideal, baik kemampuan alutsista maupun personelnya. Perkembangan situasi pada level nasional, regional, dan global memaksa seseorang untuk keluar dari zona nyaman agar mampu beradaptasi dengan situasi serta kondisi yang berlangsung.
Sumber daya manusia menjadi aset paling dinamis serta memiliki nilai yang sangat strategis dalam sebuah organisasi. Sebab, dalam proses mewujudkan pemberdayaan sumber daya manusia, yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kemampuan ketahanan diri (self resilience) prajurit.
BACA JUGA: Hari Jadi ke-78: Kapal TNI-AL Masih Kurang
Hal itu merupakan konsekuensi untuk mendukung kesiapan prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dalam menghadapi dinamika yang ada.
Self resilience menjadi salah satu faktor yang cukup dominan pada diri seseorang ketika sedang menghadapi permasalahan, tantangan, maupun hambatan.
Berdasar penjelasan dari Kenneth Ginsburg, resilience adalah kemampuan untuk bangkit kembali dalam situasi yang sulit ketika seseorang berada pada situasi yang berada di luar ekspektasi.
Dengan demikian, berbekal self resilience yang baik, seseorang bisa bergerak maju dengan optimistis dan percaya diri. Seiring berjalan waktu, manusia selalu menemukan hal-hal baru dalam hidupnya. Situasi yang dihadapi akan selalu mengalami perubahan yang sangat dinamis.
BACA JUGA: Pemkab Sidoarjo Hibahkan 22 Unit Mobil untuk TNI-AL
Oleh sebab itu, keberhasilan seseorang untuk bertahan dan menghadapi suatu permasalahan pasti akan berbeda. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya adalah kondisi lingkungan, baik dalam keluarga, tempat tinggal, tempat kerja, maupun tempat bersosialisasi lainnya yang memberikan dampak positif maupun negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: