Perang Iran vs Israel dan Instabilitas Pasar Komoditas Dunia

Perang Iran vs Israel dan Instabilitas Pasar Komoditas Dunia

TOFAN MAHDI saat meliput konflik Palestina vs Israel di Tepi Barat, Palestina, 2007-TOFAN MAHDI UNTUK HARIAN DISWAY-

Namun, ketenangan Israel pasca Perjanjian Camp David hanya setahun. Pasalnya, di luar dugaan, terjadi Revolusi Iran yang menggulingkan rezim pemerintahan Shah Reza Pahlevi. Iran berubah haluan dari negara sekutu Barat menjadi sebuah Republik Islam Iran yang anti-Barat. 


TOFAN MAHDI--

Dalam konteks konflik negara Arab dengan Israel, kebijakan Iran di bawah Ayatullah Khomaeni sangat jelas: menolak berdirinya negara Israel dan menuntut kemerdekaan penuh bagi bangsa Palestina.

BACA JUGA: AS Ogah Terlibat Rencana Balasan Israel, Kepala Staf AD Iran Merespon: Aksi Kami akan Lebih Besar Jika Ada Serangan Balasan

Sejak Revolusi Iran 1979 tersebut, ketenangan Israel kembali terusik dan psywar terus dilakukan bersama sayap pendukung Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan selanjutnya Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Sekarang dunia sedang menunggu reaksi Israel atas serangan rudal Iran ke wilayah mereka. Serangan kali pertama Iran ke Israel dalam sejarah sejak Revolusi Iran 1979. Apakah Israel akan membalas serangan tersebut? Jika ya, konflik yang lebih luas akan sangat mungkin terjadi meski mungkin tidak sampai memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga. 

Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris akan sangat berhati-hati dalam menyikapi konflik Iran vs Israel karena mereka tahu persis bahwa Iran adalah salah satu negara yang memiliki senjata nuklir selain Amerika Serikat, Israel, dan Korea Utara. Barat akan berusaha mendorong penyelesaian jalan tengah dalam konflik Iran vs Israel kali ini.

BACA JUGA: Penerbangan Komersial Terdampak Ketegangan Iran-Israel, Kemlu Minta Warga RI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

DAMPAK EKONOMI

Setiap terjadi konflik militer berskala global pasti juga akan membawa dampak ekonomi yang luas. Perang Rusia vs Ukraina yang belum sepenuhnya usai telah membawa dampak terhadap stabilitas dalam pasar komoditas dunia, termasuk dalam pasar minyak nabati dunia. 

Apalagi, Rusia adalah salah satu produsen gandum dan gas terbesar dunia, sedangkan Ukraina adalah produsen kanola terbesar dunia. Tersendatnya pasokan gas dan kanola dari dua negara tersebut membuat harga berbagai komoditas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung, melonjak tajam. 

Beberapa negara menganggap hal itu sebagai peluang. Namun, banyak negara yang menganggap situasi tersebut sebagai bencana.

BACA JUGA: Debat Panas Iran dan Israel di Sidang PBB, Israel Samakan Rezim Khomeini Iran Seperti Nazi

Meski masih menunggu bagaimana eskalasi konflik Iran vs Israel akan terjadi, harga sejumlah komoditas seperti minyak bumi dan emas langsung melonjak tajam. Kenaikan harga itu memang tidak lepas dari aksi spekulatif pelaku pasar. Namun, bukan tidak mungkin jika perang berlanjut, kenaikan harga minyak bumi dan emas akan terus berlanjut. 

Sejak serangan Iran ke Israel awal pekan lalu, harga emas merangkak naik. Dari posisi USD 2.200 per troy ounce pada akhir Maret 2024 hingga sempat menyentuh level USD 2.400 per troy ounce pada pertengahan pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: