Jaranan Mataraman: Identitas Sejarah, Kearifan Lokal, dan Warisan Budaya Tak Benda Desa Sanan

Lebih dari sekadar pertunjukan, Kesenian Jaranan Mataraman menjadi media pembelajaran tentang kearifan lokal, keseimbangan, dan hubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas. 

Melalui gerakannya yang sarat makna, kesenian tersebut menanamkan nilai-nilai luhur seperti kesabaran, keteguhan, tanggung jawab, dan kesatuan antara jagad gedhe (dunia besar) dan jagad cilik (dunia kecil).

Warisan Budaya Tak Benda yang Unik dan Kaya

Jaranan Mataraman bukan sekadar tarian atau pertunjukan seni biasa. Jaranan merepresentasikan nilai-nilai moral, identitas budaya, dan sejarah Dusun Sanan. 

Setiap gerakannya menceritakan babad atau kisah pendirian desa, di mana animisme dan dinamisme kepercayaan abangan terasa kental.

Inti pakem Jaranan Mataraman adalah visualisasi latihan perang prajurit Mataram. Namun, seiring waktu, konsepnya berkembang menjadi perpaduan seni tari dan latihan perang. 

Meskipun tidak memuat cerita panji seperti jaranan pada umumnya, Jaranan Mataraman tetap mempertahankan pakem Mataraman yang unik dan kaya makna.

Keunikan Jaranan Mataraman menjadikannya layak untuk diresmikan sebagai warisan budaya tak benda.

Kesenian itu menggabungkan unsur sakral dan hiburan, menciptakan pengalaman yang berbeda dari kesenian jaranan lainnya.

Dengan ikatan sejarah dan budaya yang kuat, Jaranan Mataraman mengajarkan kita tentang keberagaman dan kekayaan budaya yang harus dilestarikan.

Mari kita jaga dan hargai kesenian sebagai bagian dari warisan tak ternilai yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.

Artikel ini ditulis oleh Lady Khairunnisa Adiyani, S.Hum., Mahasiswa Universitas Airlangga, Ketua HIMA Magister Kajian Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya.

Sumber: