Menanti Sihir Davide Ancelotti, Senjata Rahasia Carlo Ancelotti di Final Liga Champions 2024

Menanti Sihir Davide Ancelotti, Senjata Rahasia Carlo Ancelotti di Final Liga Champions 2024

MENANTI sihir Davide Ancelotti, senjata rahasia Carlo Ancelotti di final Liga Champions 2024.-Thomas Coex-AFP

Dalam wawancara dengan Corriere dello Sport, Carlo Ancelotti juga menjelaskan: "Aku tidak percaya pada ideologi seperti Guardiolismo, Sarrismo... Aku percaya pada identitas tim."

Ya, daripada menganut gaya permainan yang mengharuskan pemain tertentu untuk memastikan kesuksesan, Ancelotti secara pragmatis membangun taktik berdasarkan materi pemain yang dimilikinya.

"Pelatih yang cerdas adalah pelatih yang menyesuaikan permainan dengan karakteristik pemainnya," tegas Ancelotti.

"Ia idiot jika, dengan penyerang seperti Vinicius, yang seperti memiliki motor di bawah kakinya, tidak berani melakukan serangan balik," kata Ancelotti. "Contoh lain. Jika saya punya Cristiano (Ronaldo), aku akan mencari cara untuk sering memberikan bola kepadanya. Aku enggak akan memintanya untuk bertahan," paparnya.

BACA JUGA:Ancelotti Bimbang Pilih Lunin atau Courtois: Dilema Kiper Real Madrid di Final Liga Champions

BACA JUGA:Resmi! Toni Kroos Pensiun, The Sniper Janjikan Trofi Liga Champions ke-15 buat Real Madrid

Sejak kembali menangani Real Madrid pada 2021, Carlo Ancelotti memfokuskan timnya untuk beradaptasi dengan lawan. Menciptakan chaos di barisan belakag mereka, memaksakan para bek lawan membuat kesalahan, dan menerkam mereka.

Sebagian besar keberhasilan pendekatan ini adalah berkat Davide. Ia telah menjadi aset berharga di bangku cadangan. Ia adalah orang yang bertugas menantang ayahnya secara taktis.


MENANTI sihir Davide Ancelotti, senjata rahasia Carlo Ancelotti di final Liga Champions 2024. Foto: Davide (kanan) mengawasi Cristiano Ronaldo berlatih. -Managing Madrid-

"Davide melengkapi Carlo dan membantunya memahami evolusi sepak bola. Davide luar biasa: siap, serius, orang hebat, seperti ayahnya," puji Javi Martinez, gelandang Bayern yang pernah bermain di Barcelona.

Dua gol telat Joselu hanya salah satu contoh kejelian Davide.

BACA JUGA:Villarreal vs Real Madrid 4-4: Meski Gagal Menang, Carlo Ancelotti Puji Dua Gol Arda Guler!

Davide, yang bergabung di tim muda AC Milan, sudah tahu sejak kecil bahwa ia ingin menjadi pelatih seperti ayahnya. Ia paham taktik, dan bisa menentukan cara mengatur tim. Bahkan sejak masih sangat muda.

Sebagai lulusan ilmu olahraga, ia bergabung sebagai staf Carlo Ancelotti saat menangani Paris Saint-Germain. Di Bayern Munchen, ia naik pangkat jadi asisten pelatih.

Seperti yang sering dia nyatakan, peran utamanya adalah memberikan perspektif taktis yang berbeda kepada ayahnya. Di Real Madrid, perannya semakin penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bbc