Merahnya Ajaran Bung Karno, Airlangga Pribadi Luruskan Pandangan Umum Soal Soekarno

Merahnya Ajaran Bung Karno, Airlangga Pribadi Luruskan Pandangan Umum Soal Soekarno

Bedah Buku Merahnya Ajaran Bung Karno yang ditulis oleh Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi Kusman di Lodji Besar, Kawasan Peneleh, Surabaya. -Moch Sahirol Layeli-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Bedah buku Merahnya Ajaran Bung Karno yang ditulis oleh Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) SURABAYA Airlangga Pribadi Kusman mewarnai acara Pekan Bung Karno.

Komunitas Begandring Soerabaia memprakarsai pekan yang digelar 14-23 Juni 2024 tersebut di Lodji Besar, Kawasan Peneleh, Surabaya.

Airlangga mengatakan sosok Bung Karno merupakan figur yang tak akan pernah habis dikupas. Tak hanya di Indonesia, tapi bahkan di kancah Internasional. Sebab sosok pendiri bangsa tersebut sangat dihormati.

BACA JUGA:Peringati Hari Lahir Proklamator, Untag Surabaya Gelar Dialog Bulan Bung Karno

"Di antara kita, pasti memiliki kenangan dan imajinasi, perspektif, gagasan tentang apa yang menarik dari Sukarno," ujar Airlangga Pribadi saat membuka bedah bukunya di Lodji Besar, Jumat malam, 14 Juni 2024.


Bedah Buku Merahnya Ajaran Bung Karno yang ditulis oleh Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi Kusman di Lodji Besar, Kawasan Peneleh, Surabaya. -Moch Sahirol Layeli-Harian Disway

Menurutnya, banyak dari gagasan dan ajaran Soekarno yang justru banyak disalahpahami banyak orang. Sebut saja apabila berbicara mengenai Sukarnoisasi, itu saja sudah dipahami tidak tepat. Hal itu bukan menyoal atribut, busana atau kuliner Soekarno. Melainkan dasar pemikiran-pemikiran Soekarno.

Merahnya Ajaran Bung Karno menjadi sebagai salah satu upaya menepis kesimpulan yang dilakukan secara sembrono oleh beberapa orang yang melakukan penelitian terhadap Soekarno.

BACA JUGA:Kado Lukisan Bung Karno, PDIP Jatim Isyaratkan Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jatim 2024

BACA JUGA:Bung Karno Arek Suroboyo! PDIP Surabaya Gelar Refleksi Kelahiran Sang Putra Fajar di Pandean

Sebut saja Peter Worsley. Yang membandingkan Sukarno dengan Sutan Sjahrir yang memiliki intelektual dan pemahaman kuat terhadap sosialisme.

Sukarno tidak begitu menonjol, tapi memiliki kemampuan merangkul dan mengarahkan massa. Kemampuan persuasi dan kharismanya yang sangat menonjol tak bisa dikalahkan oleh siapa pun.

Maka, membedah dan mengupas intelektual dengan membandingkan dengan tokoh lain seakan tidak pas.

Airlangga tak lupa menyebut salah satu ajaran Sukarno yang terkenal, yakni Marhaenisme. Yang ia nilai bukan ajaran main-main. Menurutnya itu ajaran orang yang betul-betul paham ilmu sosial dan memiliki pandangan filosofis ekonomi politik yang baik. Jadi, ajaran ini perlu terus disampaikan dan dipahami dari jaman ke jaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: