Seberapa Bahaya Yuan terhadap Dolar AS?

Seberapa Bahaya Yuan terhadap Dolar AS?

ILUSTRASI seberapa bahaya Yuan terhadap dolar AS?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SEJARAH sterling-dolar Amerika Serikat (AS) memberikan petunjuk bagi mereka yang memikirkan implikasi finansial dari kebijakan perdagangan atau konflik geopolitik antara AS dan Tiongkok. Namun, satu-satunya kesamaan yang dimiliki negara ini dengan potensi konflik Tiongkok-AS adalah kerentanan mata uang salah satu negara utama. 

Salah satu perbedaan penting adalah Tiongkok yang menyebabkan terpuruknya pasar obligasi dan dolar AS yang menimbulkan kerugian finansial signifikan pada Tiongkok sendiri. Sebab, hal itu akan menekan nilai aset dolarnya. 

Kepemilikan pemerintah AS atas sekuritas Inggris hanya berjumlah 1 US dolar per penduduk AS pada 1956. Kerugian finansial bagi investor AS sebagai akibat dari keputusan untuk tidak mendukung sterling dapat diabaikan. AS dapat secara kredibel mengancam langkah-langkah yang dapat menyebabkan krisis sterling tanpa mengkhawatirkan kerugian finansial yang ditimbulkannya sendiri.

BACA JUGA: Palsukan Dolar AS, Divonis Empat Tahun

Sebaliknya, saat ini kepemilikan Tiongkok atas sekuritas pemerintah dan lembaga AS melebihi 1.000 dolar AS per penduduk. Kerugian yang dialami Tiongkok akibat keputusan menggunakan kepemilikan tersebut untuk mencapai tujuan geopolitik, misalnya, akan lebih sulit untuk diabaikan. 

Mengingat besarnya kepemilikan sahamnya, tidak jelas siapa yang akan lebih dirugikan. Tidak ada kemungkinan bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan drastis jika terjadi kekesalan, tetapi lebih cenderung berpikir dua kali.

Demikian pula, ketika AS memperketat kebijakannya, tidak perlu khawatir akan merusak aksesnya ke pasar luar negeri. Ekspor barang dagangannya hanya sebesar 5 persen dari GNP AS. Kurang dari seperdua puluh dari ekspor tersebut, 5 persen ditujukan ke Inggris. 

BACA JUGA: Nilai Rupiah Hampir Tembus Rp 16.300 per Dolar AS, Jokowi Hanya Bilang Begini

Jika sterling terdepresiasi tajam dan perekonomian Inggris terpuruk akibat kegagalan AS dalam memberikan bantuan, dampaknya terhadap perekonomian AS tidak akan terlalu besar. Bahkan, jika Inggris membalas dengan mengenakan tarif terhadap ekspor AS, dampaknya kecil terhadap AS. Mengetahui hal itu, AS tidak gentar dalam menggunakan senjata finansialnya.

Membandingkan Tiongkok saat ini, 40 persen PDB-nya berbentuk ekspor dan seperempatnya disalurkan ke AS. Penurunan tajam dolar yang menciptakan masalah keuangan bagi AS akan berdampak buruk bagi eksportir Tiongkok. Dampak krisis tahun 2008 hanya memberikan petunjuk mengenai konsekuensinya. 

Ekspor Tiongkok turun 17 persen pada tahun 2009 akibat krisis di AS. Pemerintah Tiongkok mampu mencegah perlambatan ekonomi yang signifikan dengan menerapkan stimulus fiskal terbesar, sebagai bagian dari GNP, dibandingkan negara mana pun. 

BACA JUGA: Dolar Melambung Akibat Perang, Ini Strategi Erick Thohir untuk BUMN

Mereka terbantu oleh fakta bahwa mitra dagangnya, termasuk Amerika Serikat, tidak mengambil tindakan proteksionisme secara terang-terangan, dan bahwa pemerintah di seluruh dunia bekerja sama dalam menerapkan stimulus moneter dan fiskal untuk menstabilkan perekonomian global.

Situasinya akan berbeda jika terjadi konflik Tiongkok-Amerika Serikat. Sebab, AS merespons dengan sanksi perdagangan jika Tiongkok dianggap menggunakan senjata finansialnya untuk mengguncang pasar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: