Publik Amerika Serikat Tuntut Kebijakan Penyelesaian Konflik di Gaza, Kamala Harris di Persimpangan
Foto Kamala Harris dengan tulisan "Genosida" tergeletak di trotoar saat petugas polisi berbaris selama protes saat Konvensi Nasional Demokrat (DNC) berlangsung di Chicago, Illinois, pada 20 Agustus 2024.--AFP
Situasi ini menambah tekanan pada Harris untuk lebih jelas mengemukakan posisinya terkait konflik Gaza, terutama karena sebagian pemilih di negara bagian seperti Michigan merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Biden.
AS mungkin berjarak 10.000 kilometer dari perang yang sedang berlangsung di Gaza. Namun, AS memainkan peran kunci dalam konflik tersebut sebagai sekutu terpenting Israel.
Negara itu sejauh ini merupakan pemasok senjata terbesar bagi Israel, diikuti oleh negara-negara Barat lainnya termasuk Jerman dan Inggris.
Mark Tessler, profesor ilmu politik di Universitas Michigan yang mengkhususkan diri di Timur Tengah, mengatakan "Para pemilih itu ingin kita berhenti mengirim senjata ke Israel. Dan bersikap lebih kritis terhadap tindakan Israel terhadap warga sipil di Gaza.”
BACA JUGA:Pidato Perpisahan Biden dan Protes di Chicago: Ketegangan di Konvensi Nasional Demokrat
Wakil Presiden AS Kamala Harris berpidato mengenai Kemanusiaan selama Konvensi Nasional Demokrat 2024 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 19 Agustus 2024-Anadolu-getty images
Kekhawatirannya adalah bahwa pasangan Harris-Walz berisiko kehilangan sebagian pemilih sebagai akibatnya, yaitu pemilih Arab-Amerika yang secara historis memilih Demokrat.
Walaupun Harris telah berbicara tentang hak asasi manusia Palestina, banyak yang menunggu tindakan lebih konkret, termasuk kemungkinan embargo senjata terhadap Israel.
"Saya tidak berpikir (Harris,Rd) akan mengubah posisi AS dari posisi yang sangat pro-Israel menjadi posisi yang sangat pro-Palestina," kata Tessler. "Saya pikir dia akan bersikap lebih seimbang, apa pun artinya."
Beberapa warga Arab-Amerika tetap skeptis.
BACA JUGA:Biden Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Sudah di Depan Mata
Sara Yael Hirschhorn, seorang sejarawan AS dan profesor di Universitas Haifa di Israel, mengatakan bahwa Harris jelas-jelas tengah merayu pemilih Muslim dan berusaha diam-diam menjangkau komunitas tersebut dan memahami apa saja tuntutan mereka.
"Anda tidak dapat mengharapkan kami untuk memilih Anda jika nilai-nilai, kebijakan-kebijakan, dan prinsip-prinsip Anda tidak sejalan dengan kami," kata seorang anggota kelompok aktivis Jaringan Komunitas Palestina AS, Souzan Naser, kepada AFP.
"Mereka tidak akan mendapatkan hak pilih kami tahun ini... Dan kami tidak menginginkan mereka menjabat," kata Ali Ibrahim, manajer toko roti Palestina di Bridgeview, kepada AFP pada hari Senin.
BACA JUGA:40.000 dan Terus Bertambah, Tak Mudah Untuk Memastikan Jumlah Korban Tewas di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: afp